View Full Version
Rabu, 06 Jan 2016

Marak Kasus Pelecehan Simbol Islam, Muhammadiyah: Ada Upaya Memancing Emosi Umat Islam

JAKARTA (voa-islam.com)—Sepanjang tahun 2015 hingga awal 2016, umat Islam Indonesia beberapa kali disuguhkan dengan kasus-kasus pelecehan simbol Islam.

Maraknya kasus-kasus pelecehan terhadap simbol Islam ini bisa memberi ekses negatif. Hal ini seperti dikatakan oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nasir.

Haedar menilai ada upaya menciptakan umat Islam Indonesia mengalami situasi antagonistik atau selalu bersikap kasar.

"Ada pihak atau otak intelektual yang boleh jadi beetujuan terselubung untuk menciptakan situasi antagonistik," ujar Haedar seperti dikutip Republika Online, Rabu (6/1/2016).

Situasi antagonistik tersebut, antara lain pihak tertentu berharap gesekan antar sebagian elemen umat Islam maupun agama lain. 

Menurut Haedar, ada beberapa hal yang patut dikaji dari semua modus pelecehan simbol Islam di Indonesia. Pertama bisa jadi pelaku atau beberapa orang tidak paham mana simbol penting atau suci yang tidak boleh dilecehkan dan diperlakukan sembarangan.

Kedua trend bisnis yang ingin mengeruk keuntungan dengan cara menjual simbol Islam.

"Bisa jadi ada kemungkinan pihak tertentu memancing emosi umat Islam sehingga lahir tindakan reaksi yang berbalik merugikan Islam, padahal justru Islam yang jadi bahan pelecehan," ujar Haedar.

Kasus sandal berlafadz Allah, plat cetakan Al Qur'an untuk panggangan kue, celana ketat wanita berlafadzkan surah Al Ikhlas. Dan yang baru-baru ini terompet tahun baru berbahan sampul Al Qur'an dan sajadah shalat digunakan sebagai alas tarian Bali di acara Kemenag DKI. 

Meski Kemenag DKI Jakarta telah meminta maaf atas insiden itu, dan diluar kesengajaan, namun menurut Haedar hal ini bisa saja menimbulkan banyak asumsi di masyarakat. Muhammadiyah berharap aparat dapat serius dan bertindak sigap, mengusut siapa dibalik ini semua agar hadir rasa keadilan di masyarakat.* [Syaf/Rol/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version