View Full Version
Selasa, 24 May 2016

Ini Kesaksian Korban tentang Kekejaman PKI Tahun 1965 di Kanigoro Kediri

SURABAYA (voa-islam.com) - Saat ini berkembang diskusi kembalinya gerakan Partai Komunis Indonesia (PKI). Menyikapi fenomena itu, Himpunan Mahasiswa Islam Surabaya (HMI) mengadakan bedah buku bertema "Ayat-Ayat yang Disembelih" serta mengingat kembali kekejaman PKI di zaman Kanigoro kediri.

Kegiaatan yang terselenggara di Wisma Guru PGRI Surabaya, Jalan A Yani ini dihadiri oleh Ketua yayasan Kanigoro, Ibrahim Rais. Dia adalah korban G30S/PKI di Kanigoro.

Ibrahim menuturkan bahwa peristiwa Kanigoro itu terjadi sebuah Desa Kanigoro Kecamatan Kras Kebupaten Kediri. Pada waktu itu pelajar Islam Indonesia wilayah Jawa Timur mengadakan mental training yang diselenggarakan pada awal bulan Januari tahun 1965.

"Baru empat hari, kegiatan itu kemudian diserbu oleh ribuan pemuda rakyat dan BTI yang semuanya adalah anggota PKI. Semua pelajar Islam ditangkap, dilecehkan, alquran diinjak. Pak kiainya diludahi, kepala dibuat mainan kemudian ditendang dan kita diikat dan rencananya akan dibunuh di tengah jalan," tutur Ibrahim kepada mahasiwa. 

Ibrahim melanjutkan ceritanya bahwa dirinya bersama seluruh pelajar islam yang ditangkap PKI tidak takut dan tetap tenang karena tidak mungkin PKI berani membunuh. "Ternyata benar, kita hanya ditakut-takuti, karena teror begitu luar biasa akhirnya kaum laki-laki dibawa ke kantor polisi yang berjarak 5 km," kata Ibrahim. 

Jadi PKI itu sudah mempunyai rencana jahat dan alhamdulillah di Jakarta kudeta mereka gagal kemudian segera dikuasai oleh aparat terutama oleh TNI sehingga gagal total kudeta mereka," ujar Ibrahim

Sampai di kantor polisi, beberapa anggota PKI mengatakan kepada Kepala Polisi yang didugga sudah bekerjasama dengan PKI. 

"PKI mengatakan kita serahkan pelajar muslim ini selaku pengkhianat bangsa atau neokolonialisme untuk segera diadakan penindakan. Kepala Polisi itu menjawab ya sudah, terima kasih. Lalu kita, ribuan pelajar muslim diambil oleh Pak Camat dan pak Camatnya menangis melihat kebiadaban PKI," ujar Ibrahim. 

Ibrahim menegaskan bahwa peristiwa Kanigoro tersebut merupakan tes yang dilakukan PKI untuk mengukur kekuatan lawan PKI kalau ada salah satu kelompok yang anti PKI seperti Pelajar Islam Indonesia digerebek. Tujuannya untuk melihat reaksi dari umat Islam.

"Dan yang kedua adalah latihan bagi kader PKI untuk menggerebek dan kalau perlu untuk membantai pada suatu saat nanti kalau sudah waktunya," kata Ibrahim.

Ibrahim juga menyampaikan bahwa dari kedua tujuan PKI itu ternyata betul kalau mempunyai suatu perencanaan. Karena berdasarkan dokumen yang isinya adalah daftar siapa saja orang yang wajib mereka bantai pada waktu itu dan ada juga lubang-lubang yang sudah disiapkan di desa-desa itu dan di belakang rumah juga banyak lubang yang sudah disiapkan untuk mengubur umat islam yang dibantai

"Jadi PKI itu sudah mempunyai rencana jahat dan alhamdulillah di Jakarta kudeta mereka gagal kemudian segera dikuasai oleh aparat terutama oleh TNI sehingga gagal total kudeta mereka," ujar Ibrahim. 

Sementara itu, Ketua HMI cabang Surabaya, Wildan Hilmi ZA mengatakan bahwa kegiatan bedah buku ini bertujuan untuk mengingat sejarah perjuangan organisasi yang sangat peduli dengan kondisi bangsa sejak negara Indonesia lahir hingga saat ini. 

"ini untuk menjadi nilai luhur dasar negara Pancasila dari ancaman gerakan radikal yang salah satunya adalah PKI," ucap Wildan. [beritajatim/syahid/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version