View Full Version
Selasa, 13 Dec 2016

Muhammadiyah Luncurkan Tafsir At-Tanwir, Tafsir Al-Quran Berkemajuan

JAKARTA (voa-islam.com)--Muhammadiyah meluncurkan tafsir al-Quran "At-Tanwir" juz 1 pada Selasa 13 Desember 2016. Tafsir At-Tanwir dikerjakan oleh tim Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah.

"Ini baru satu juz, sebagai amanat Muktamar," kata Ketua PP Muhammadiyah Prof.Yunahar Ilyas dalam sambutannya di Gedung Dakwah Muhammadiyah, Menteng Raya no.62 Jakarta, Selasa (13/12/2016).

Menurut Yunahar, perkiraan selesai tafsir At-Tanwir kurang lebih selama 50 tahun. Akan tetapi, PP Muhammadiyah berupaya mempercepat penyelesaian tafsir tersebut. Tafsir yang sudah tersedia baru sampai surah Ali-Imran, sedangkan yang sudah dicetak baru tafsir surat al Fatihah hingga surat al Baqarah: 141.

"Kita minta majelis Tarjih untuk lebih cepat menyelesaikan, mereka menyanggupi, kurang lebih akan selesai dalam 7 tahun," jelasnya.

Yunahar menjelaskan bahwa diperkirakam pada rapat Tanwir (Rapat tertinggi sebelum Muktamar) yang akan datang di Ambon pada bulan 22-24 Februari 2017 akan terbit Tafsir At-Tanwir jilid ke-2.

Tafsir At-Tanwir juga dibuat untuk memenuhi kebutuhan warga Muhammadiyah dalam membaca situasi sosial dalam sudut pandang al Quran. Meskipun sudah ada tafsir lainnya yang beredar. "Tapi bagaimanapun warga Muhammadiyah tetap membutuhkam tafsir yang berkemajuan," ucapnya.

Tafsir At-Tanwir adalah tafsir berkemajuan. Tafsir At-Tanwir menggabungkan antara metode bil matsur dan bi rayi. "Kita tetap menafsirkan al Quran dengan al Quran, al Quran dengan hadist dan qoul sahabat serta ulama. Tapi, kemudian diteruskan menafsirkan dengan ijtihad, dengan akal pikiran dan ilmu pengetahuan,"

Seperti manhaj yang digunakan oleh tarjih, pendekatan bayani berangkat dari teks, pendekatan burhani menggunakan bermacam-macam pengetahuan, dan pendekatan irfani, yaitu penafsirnya orang-orang yang wara', bersih hatinya jauh dari kepentingan-kepentingan duniawi.

"Jadi tidak ada tafsir pesanan, ditafsirkan begini begitu. Jadi betul-betul menafsirkan dengan ilmu dan kebersihan hati, itu yang dimaksud irfani," ungkapnya.

Majelis Tarjih juga mengkondisikam Tafsir At Tanwir bukan tafsir yang bersifat mengulang tafsir yang sudah ada atau semacam kliping dari tafsir-tafsir yang lama. 

"Harus ada tafsir yang baru, tafsir yang responsif dengan situasi sosial dan aktual jadi bisa berdialog dengan konteks sekarang. Kedua, tafsir yang menggerakkan dinamika persyerikatan, warga Muhammadiyah, dan umat Islam. Ketiga tafsir yang meningkatkan etos," tandas Yunanar.

Etos yang digali dalam tafsir At-Tanwir diantaranya adalahetos ibadah, etos ekonomi, dan etos sosial serta ilmu pengetahuan.  * [Bilal/Syaf/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version