View Full Version
Kamis, 28 Sep 2017

Tak Hanya Ilmu Agama, Santri Perlu Berwirausaha

JAKARTA (voa-islam.com) - Santri bukan hanya berilmu agama tapi juga dituntut untuk bisa berwirausaha. Sehingga nantinya diharapkan mampu menjadi santri mandiri.

"Sebagai bekal hidup bermasyarakat," ujar Deputi Bidang Pengembangan SDM Kemenkop dan UKM Prakoso BS, Ahad (24/9).

Menurut Prakoso, dengan menjadi wirausaha, maka akan dapat memecahkan salah satu permasalahan bangsa yaitu mengurangi tingkat pengangguran sekaligus menciptakan lapangan kerja bagi diri sendiri maupun orang lain. Dalam upaya menumbuhkembangkan kewirausahaan, pemerintah melalui Kemenkop dan UKM terus melaksanakan program Gerakan Kewirausahaan Nasional (GKN).

GKN yang digerakkan sejak 2012 ini secara masif terus dilakukan dengan melibatkan seluruh stakeholder, baik di pusat maupun daerah. Tujuan GKN tersebut adalah untuk mengubah pola pikir dari pencari pekerjaan menjadi pencipta lapangan kerja. "Hasilnya sudah mulai terlihat," kata Prakoso.

Berdasarkan data Sensus Ekonomi BPS 2016, dengan jumlah penduduk 252 juta orang di Indonesia, terdapat 7,8 juta wirausaha atau 3,1 persen dari jumlah penduduk. Artinya, tingkat kewirausahaan Indonesia telah meningkat 1,43 persen dalam kurun waktu tiga tahun terakhir dari 1,67 persen pada 2013 menjadi 3,10 persen pada 2016.

Asisten Deputi Pengembangan Kewirausahaan Kemenkop dan UKM Budi Mustopo mengatakan, pihaknya siap membantu pondok pesantren dalam menyiapkan wirausaha melalui berbagai pelatihan. Menurutnya, untuk menjadi wirausahawan, santri tidak perlu menunggu hingga lulus tapi harus dimulai sejak masuk pondok pesantren.

Para santri, lanjut Budi, perlu memiliki rasa optimistis, menyingkirkan gengsi, dan rasa takut gagal karena itu merupakan pembelajaran.

Santri juga diajak memanfaatkan teknologi informasi sebagai peluang usaha membangun jejaring yang relatif mudah. Teknologi informasi sudah terbukti memberi kesempatan membangun usaha secara efisien sekaligus memberikan keuntungan yang wajar. "Kembangkan jejaring, manfaatkan IT, berani mengambil risiko, gunakan kesempatan menjadi peluang," kata Budi. [rol/syahid/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version