View Full Version
Senin, 22 Apr 2019

Umat Islam Bali Kembali Semarakan Gerakan Shalat Subuh Berjamaah

DENPASAR (voa-islam.com)--Gerakan Shalat Subuh Berjamaah (GSSB) kembali menyapa warga muslim Kota Denpasar. Kegiatan pekanan Gerakan Subuh Berjamaah kali ini dilaksanakan, Ahad (21/4/2019)  di Masjid Al Muhajirin IKMS Jalan Gunung Lebah berlokasi di  Jalan Gunung Lebah No 25 Banjar Tegal Harum Denpasar Barat kota Denpasar.

Kegiatan ini mengundang ratusan jamaah dari berbagai majelis taklim dan warga muslim di Kota Denpasar. Warga Muslim yang mengikuti shalat Subuh di Masjid Al Muhajirin IKMS Denpasar sudah mulai berkumpul sejak pukul 04.00 wita.

Gerakan Shalat Shubuh Berjamaah digagas oleh Komunitas Sahabat Subuh Bali didukung oleh Komunitas Muslim di Bali diantaranya Muslim Bikers Indonesia Bali, Hidayatullah, Jamaah Anharusy Syariah, Pesantren Digital, Safari Masjid Bali, Majelis Takmil Al Kamil, Lagzis Peduli, Aksi Cepat Tanggap (ACT), dan Dompet Sosial Madani.

Usai shalat Subuh berjamaah, agenda dilanjutkan dengan tausiah dari Ustaz Agus Salim. Tema yang diusung dalam ceramah shubuh adalah mengenai keimanan. Ustaz Agus Salim mengatakan bahwa kualitas iman seseorang bisa dinilai ketika ada panggilan shalat shubuh berjamaah maka seorang muslim bergegas menuju masjid.

“Iman yang kuat tidak hanya diucapkan dimulut saja tapi menancap didadanya. Jika masih dimulut saja ibarat seperti pohon yang tercerabut dari tanah dan mudah lepas. Salat satu tolak ukur seorang yang beriman ia akan segera menuju Masjid untuk menunaikan panggilan shalat seperti shalat subuh,” imbuhnya.

Iman tidak dapat dibeli dengan sepotong kesenangan dunia.Banyak fenomena saat ini ummat yang menggadaikan keimanan demi menikmati dunia yang tidak kekal. Setiap orang dapat memilih beriman atau sebaliknya. Merekalah yang menentukan keimanannya masing-masing.

“Jangan tertipu dengan kesenangan dunia, iman harus diperjuangkan. Tantangan kedepan semakin berat. Iman tidak hanya untuk diri kita sendiri tetapi juga untuk generasi yang akan datang,” sambungnya.

Kualitas iman pada zaman sahabat-sahabat Rasulullah sangat berbeda dengan kualitas iman pada masa kini. Ujian kala itu untuk menegakkan syariat Islam begitu berat. Banyak umat Islam yang mati dan hidup sebagai muslim, namun perilakunya kurang mencerminkan nila-nilai keislaman karena dangkalnya kualitas keimanan.

“Jadilah mujahid untuk menegakkan Islam di masa kini. Jangan jadi penonton saja,” tegasnya menutup kajian.* [Dhani/Syaf/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version