View Full Version
Selasa, 12 May 2020

Dr. Syamsuddin Arif: Adab Sebagai Batas Pelindung Diri

BANDUNG (voa-islam.com) - Perkuliahan Sekolah Pemikiran Islam (SPI) pertemuan ke 9 dengan tema adab dilaksanakan pada Kamis (7/5).

Dr. Syamsuddin Arif yang bertindak sebagai pemateri menjelaskan kepada para peserta tentang besarnya peran adab. Menurutnya, adab sangat perlu dimiliki oleh setiap orang agar bisa menjadi garis atau batas pelindung diri dari keburukan.

”Salah satu makna dari kata adab adalah sifat diri yang melindungi pemiliknya dari keburukan,” ungkap Syamsuddin sebagai pembuka perkuliahan.

Dalam pembahasannya, peneliti senior Institute for the Study of Islamic Thought and Civilizations (INSISTS) tersebut mengutip kalimat Ibnu Mubarok.

“Aku mempelajari adab selama 30 tahun, dan 20 tahun untuk memperoleh pengetahuan. Dari sini kita bisa lihat bahwa mempelajari adab tidak kalah penting dengan mempelajari ilmu pengetahuan,” tuturnya. 

Syamsuddin menyebutkan bahwa setidaknya akan tumbuh hal-hal berikut apabila seseorang tidak memiliki adab atau buruk adab, yaitu menyamaratakan semua orang, tidak mengakui atau menghargai otoritas ulama, lalu bersikap dan berperilaku diabolik seperti angkuh, keras kepala, dan sebagainya. Selain itu, kata dia, beberapa contoh tidak ada adab atau biadab adalah zalim, korupsi, otoriter, tidak hormat, dan bermaksiat.

Faris Ghilmany, salah satu peserta SPI ikut menanggapi penjelasan tentang adab tersebut.

”Salah satu pentingnya seseorang perlu memiliki adab adalah agar manusia bisa saling menghormati dan rukun”, ucapnya.

“Sekarang ini, seringkali perilaku tidak beradab di Indonesia diperlihatkan, contohnya baru-baru ini adalah penimbunan masker, prank waria dengan sampah, dan pemberian bantuan yang salah sasaran dan masih banyak lagi.” tambah Faris Ghilmany sambilmengaitkan antara adab dan fenomena yang sempat terjadi beberapa waktu silam. [dzulfiqar/syahid/voa-islam.com] 


latestnews

View Full Version