View Full Version
Rabu, 20 May 2020

Membangun Moderasi Keberagaman dan Keberagamaan di Masa Pandemi

 
SURAKARTA (voa-islam.com)--Keimanan dan perbedaan tidak seharusnya menjadi hambatan dalam usaha bersama melewati masa krisis Covid-19, demikian pesan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir dalam Kajian Tarawih Daring Universitas Sebelas Maret Solo, Senin (18/5).
 
“Karena itu kita perlu terus arif, cerdas dan mencerahkan diri kita agar bisa saling menjaga prinsip dan toleran terhadap perbedaan. Dalam pluralitas yang spektrumnya lebih luas, yang terpenting adalah kita bisa memberikan yang terbaik, baik dalam nilai keagamaan atau budaya bahwa manusia yang terbaik adalah yang paling bermanfaat. Bahkan terhadap mereka yang berbeda pandangan dan posisi dengan kita” ungkap Haedar.
 
Dalam masa darurat Covid-19, menurut Haedar umat dihadapkan bukan hanya pada masalah perbedaan metodologi sosial menghadapi Covid tetapi juga dalam masalah cara pandang agama yang terkadang fatalistik sehingga sikap tengahan (tawasuth) perlu terus dikembangkan melalui dialog dan kesabaran.
 
“Pada hal yang prinsip saling menghormati, pada yang tidak saling bekerjasama. Di sini diperlukan kematangan kita dalam beragama dan kedewasaan kita dalam keberagamaan. Kalau bangsa kita mayoritas masih tertinggal secara ekonomi, pasti akan berpengaruh pada keberagaman dan keberagamaan yang saling dikotomis,” ungkapnya.
 
Karena itu bagi Haedar faktor kesejahteraan dan pendidikan sebagai pra syarat kualitas moderasi harus terjamin dan lebih diperhatikan oleh pemerintah. Sementara itu bagi organisasi dan kelompok masyarakat, pertentangan identitas dan jargon mulia sebaiknya disudahi dengan mengamalkannya secara nyata di dalam kehidupan sehari-hari.
 
“Terakhir kita harus punya visi konstruktif yang maju. Islam pro kemajuan dan peradaban. Nabi selama dua puluh tiga tahun mengubah masyarakat dari jahiliyyah ke Madinnah Al-Munawwarah yang cerah dan mencerahkan, lalu Islam menjadi agama pencerahan saat Barat masih tertidur lelap. Jika umat Islam Indonesia ingin maju ya harus ukhuwah, tapi bukan di lisan, harus praktek. Untuk maju perlu bersama,” nasihatnya.
 
Sumber: Muhammadiyah.id

latestnews

View Full Version