View Full Version
Selasa, 26 May 2020

Taat Protokol Kesehatan, Perwujudan Kesholehan Sosial

SEMARANG (voa-islam.com)--Setiap perayaan hari besar agama maka setiap manusia yang beragama dituntut untuk mampu berfikir dalam rangka menggali makna dan hikmah yang ada didalamnya. Hal tersebut menjadi penting sebagai proses muhasabah (intropeksi diri) terhadap perjalanan hidup yang telah dijalani untuk kepentingan perbaikan dimasa yang akan datang.

Demikian disampaikan Wakil Ketua Majelis Pendidikan Kader (MPK) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah Jumari pada Senin 25/05 di rumahnya Jalan Nanas IV No.59 Perumnas Kalinegoro, Mertoyudan.    

Idul Fitri 1441 H ini sangat istimewa, ada situasi yang berbeda dari perayaan tahun-tahun sebelumnya. Penetapan status darurat yang ditetapkan pemerintah masih berlaku akibat pandemi virus Coronavirus Disease (Covid-19) yang belum mereda. Pemerintah dan juga beberapa organisasi keagamaan termasuk Muhammadiyah telah membuat himbauan berupa edaran resmi terkait protokol yang harus dipatuhi dalam aktifitas kegiatan keseharian termasuk dalam hal ini aktifitas ibadah.

“Bagi yang taat pada protokol kesehatan maka sebenarnya hal ini merupakan kesempatan untuk menghayati secara mendalam ibadah ramadhan dan juga idul fitri. Ketaatan kepada protokol kesehatan merupakan perwujudan sikap rendah hati, kehidupan pribadinya akan lebih tertata dalam menghargai sesama,” kata dia.

Jumari melanjutkan energi hidupnya lebih bermakna dan berguna, karena tidak perlu mencari cara untuk membenarkan pendapatnya masing-masing. Taat pada aturan termasuk dalam hal ini himbauan protokol kesehatan adalah perwujudan kesholehan sosial karena merupakan bentuk sikap mengutamakan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi.

Alumnus Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada tersebut menambahkan bahwa sibuk mencari pembenaran pendapat sendiri akan menghabiskan energi yang tentu akan menjadi sia-sia dan justru merugikan kepentingan umum. Lebih baik memanfaatkan kesempatan banyak di rumah bersama keluarga untuk proses muhasabah, mawas diri dan merencanakan masa depan.

“Jadikan perayaan Idul Fitri tahun ini sebagai forum uji diri menjadi hamba Allah dalam sunyi, tanpa ada sanjung puji dan akhirnya terbukti menjadi pribadi yang asli, selain itu Idul Fitri di tengah pandemi ini juga menjadi media pembelajaran bagi umat untuk benar- benar menjadi manusia yang tidak hanya sholeh secara pribadi akan tetapi juga sholeh secara sosial yang akhirnya akan mengantarkan menjadi hamba Allah yang sejati,” jelas dia.*

Sumber: Muhammadiyah.id


latestnews

View Full Version