View Full Version
Selasa, 13 Apr 2021

Wamenag Sampaikan Kuliah Umum Moderasi Beragama di Universitas Islam Attahiriyah

JAKARTA (voa-islam.com)—Universitas Islam Attahiriyah (Uniat) Jakarta menggelar Webinar Stadium General bertema ‘Moderasi Beragama Bagi Civitas Akademik Perguruan Tinggi Islam’, di Aula Assuryaniah, Kampus Uniat Jl Kampung Melayu Kecil Jakarta Timur, Senin(12/4/2021).

Webinar ini dilakukan secara daring dan menghadirkan narasumber Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Saadi. Hadir pula Ketua Yayasan Addiniyah Attahiriyah HM Nabil, SH. dan Rektor Uniat Prof. Dr. Suherman Saji, M. Pd. 

Pada pemaparannya, Zainut Tauhid mengungkapkan pentingnya moderasi dalam beragama. Menurut Wamenag, Islam sejatinya adalah agama moderat.

“Moderasi agama jangan dianggap agamanya yang dimoderat. Ajaran Islam mengajarkan taawun. Yang dimoderatkan bukan agamanya, tetapi cara pemahaman kita dalam beragama,” ungkap Zainut Tauhid kepada ratusan peserta webinar.

Diungkapkan Wamenag, ada dua pemahaman dalam beragama yang perlu dihindari umat Islam. Yakni ekstrimisme agama dan liberalisme agama. Terkait ekstrimisme agama, Wamenag menyinggung dua peristiwa penyerangan gereja di Makassar dan di Mabes Polri Jakarta.

“Ekstrimisme agama, misalnya memaknai kata jihad. Jihad tidak semata-mata qital. Indonesia negara damai. Indonesia bukan negara perang. Indonesia bukan negara agama, bukan juga negara sekuler. Indonesia ini negara perjanjian,” jelas Wamenag.

Harus diakui, dua peristiwa teror tersebut berkaitan dengan faktor agama. Namun Zainut Tauhid menegaskan terorisme tidak semata terkait agama. 

“Terorisme tidak semata-mata bersumber dari agama. Bukan akar tunggal,” tegas Wamenag.

Kemudian, terkait  liberalisme beragama, Wamenag mencontohkan kampanye perkawinan sejenis. “Liberalisme ingin keluar dari teks nash-nash yang ada. Dalam pemahaman liberal misalnya boleh memiliki pasangan lelaki dengan lelaki, perempuan dengan perempuan. Kalau ada ayat yang bertentangan, maka mereka tidak ikuti,” kata politisi Partai Persatuan Pembangunan ini.

Wamenag menerangkan, Indonesia adalah negara majemuk dan plural yang terdiri dari beragam agama, suku, maupun ras. Bahkan pada kelompok Islam-pun terdiri dari ragam pemikiran dan organisasi. 

“Indonesia ini negara moderat, suku, ragam agama. Kita harus membangun sikap toleransi. Furuiyyah,  ukhuwah wathaniyah. Saling menjaga, melindungi, menguatkan satu sama lain,” ujar Zainut Tauhid.* [Syaf/voa-islam.com


latestnews

View Full Version