Penekanan untuk memiliki kualitas ulul albab bagi mahasiswa, kata UAH penting agar mereka tumbuh menjadi manusia yang utuh selepas lulus dari kuliah. Sehingga dengan keutuhan itu mereka nantinya dapat berkontribusi maksimal sebagai warga bangsa maupun warga dunia.
“Jangan sampai anda, sebagai mahasiswa di universitas setelah lulus nanti tidak punya atau tidak bisa mengeksekusi ide dan gagasan. Persiapkan dari sekarang, apa yang dapat menjadi solusi untuk permasalahan di daerah masing-masing, di negara, dan di dunia,” pesannya seperti diberitakan portal berita Muhammadiyah.or.id Rabu (15/11/2023).
Dalam Gerakan Sholat Subuh Berjamaah dan Tabligh Akbar di masjid K.H. Ahmad Dahlan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Ahad (12/11/2023), UAH mengingatkan bahwa contoh ulul albab telah diteladankan oleh Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wasallam (SAW).
Nabi Muhammad SAW saat bangun tidur, jelas UAH selalu membaca Surat Ali Imran ayat 190 sampai 200, yang sebagian berisikan tanda-tanda bagi orang yang berakal.
“Bahkan semenjak bangun tidur, kita sudah dituntun oleh Rasulullah untuk membuktikan keimanan kita menjadi pribadi yang menggunakan akalnya. Itulah seorang ulul albab, yang dapat berperan sebagai seorang yang solutif dan mengerti esensi dari setiap peristiwa,” terangnya.
Di dalam Al-Quran sendiri, ulul albab disebut sebanyak 16 kali. Ulul albab digunakan untuk merujuk pada seorang muslim yang terus menggunakan akalnya dalam mencerna segala hal dengan kesadaran iman pada seluruh aktivitasnya dari bangun tidur sampai menjelang tidur kembali.
Menurut UAH, menjadi ulul albab adalah salah satu cara pembuktian iman yang kuat kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Karena selalu berpikir, cerdas, dan menjaga kesadaran iman, seorang ulul albab memiliki etos disiplin sehingga seluruh aktivitas hidupnya tidak mubazir, melainkan menjadi bermakna dan berpahala.
UAH menerangkan bahwa orang beriman sudah memiliki visi kehidupan yang panjang semenjak bangun tidur. Menurutnya, visi seseorang yang hanya berorientasi kepada diri sendiri masih terlampau pendek. Sebab orang beriman sudah merencanakan apa yang harus dia kerjakan yang pekerjaannya itu berdampak bagi orang di sekitarnya.
“Ini juga sebagai praktik keimanan kita dalam aktivitas kehidupan sehari-hari. Orang beriman, setelah ia bangun tidur sudah memiliki kurikulum kehidupan yang visioner bahkan hingga kehidupan akhirat, tidak hanya kehidupan dunia. Maka jika seseorang telah mengamalkan ayat-ayat dalam surat Ali Imran ini, tidak akan pernah ia menjadi sosok kecuali yang terbaik di bidangnya dan di zamannya,” jelasnya.