|
Aresy – Infopalestina: Puluhan relawan asing yang tergabung dalam kafilah bantuan “Live Line 3” kemarin sore Selasa (5/1) mengalami luka-luka akibat tindakan represif pasukan keamanan Mesir di pelabuhan Areys. Mereka diinjak dipukuli dengan senapan, disemprot gas air mata, dan pasir. Zahir Birawi, jubir kafilah “Live Line 3” menegaskan dalam konferensi persnya bahwa pasukan keamanan Mesir menggunakan kekerasan berlebihan dalam menghalau relawan asing. Ada puluhan relawan mengalami luka-luka, tiga di antaranya adalah anggota delegasi Jordania dan lebih dari 10 mobil pengangkut bahan makanan mengalami rusak berat. Birawi mengatakan, pasukan keamanan melakukan “pembantaian” terhadap relawan asing. Sebab mereka memasuki pelabuhan Aresy dan mulai memukuli relawan dengan tongkat dan menghujani mereka dengan batu. Bahkan, pasukan keamanan Mesir membawa mobil penuh dengan batu untuk melempari para relawan. “Sebuah pemandangan kekerasan yang belum pernah ada dalam sejarah” tegas Birawi. Ia meminta kepada dunia untuk satu sikap membela “Live Line” dan meminta kepada Mesir untuk menghentikan sikap “gilanya”. Soal penyebab bentrokan, Birawi menegaskan, pasukan keamanan Mesir meminta kepada Organisasi Live Line 3 untuk meninggalkan sepertiga mobil pengangkut bantuan yang mencapai 59 mobil. Para relawan sudah melakukan perundingan dengan pihak Mesir. Namun perunding Meisr meninggalkan pertemuan secara mendadak. Di antara peserta pertemuan adalah 10 dari anggota parlemen Turki dan kafilah George Golawi. Para relawan merasa ada konspirasi apalagi setelah mereka menyaksikan polisi Mesir mengepung pelabuhan dari segala penjuru dengan jumlah pasukan lebih dari 1000 personel dan tiba-tiba melakukan penyerangan dan terjadi baku tembak. Seorang anggota kafilah, Abu Sakar dari Komite Internasional Anti Blokade menegaskan, pasukan Mesir menyerang relawan dan tidak peduli dengan nilai etika sebab mereka menggunakan pasir, batu, tongkat, gas air mata ke arah relawan. Akibatnya, puluhan relawan mengalami luka, beberapa di antaranya mengalami luka berat. Mereka berasal dari negara Turki dan Jordania. Ia mengisyaratkan bahw Mesir tidak ingin ada mobil bantuan obat-obatan dan peralatan medis masuk ke Jalur Gaza. Kepala delegasi Jordania Wail Saqa menegaskan kejadian itu memalukan sebab ada sekitar 10 – 15 korban mengalami luka serius. Kini mereka sedang sedang dirawat di pelabuhan dan masjid yang ada. Sementara pasukan Mesir masih mengepung pelabuhan itu. Ia menegaskan, harus ada intervensi pihak bertanggungjawab atas kekerasan Mesir terhadap relawan resmi dari 40 negara ini.
Dalam perkembangannya, TV Al-Aqsha menyebutkan, ribuan warga Turki menggelar aksi turun ke jalan dan unjuk rasa di depan kedubes Mesir mengecam tindakan represif pasukan keamanan Mesir dan meminta agar memberikan jalan bagi relawan asing ke Jalur Gaza. (bn-bsyr) |