View Full Version
Rabu, 13 Jan 2010

Nunu: Blokade Bertujuan Provokasi Politik Pamerintah Palestina

Gaza-Infopalestina: Juru bicara pemerintah Palestina, Taher Nunu menegaskan, Israel dan sebagian masyarakat internasional menginginkan blokade Gaza tetap berlangsung, untuk memprovokasi pemerintah Palestina dan menghukum rakyat.

Dalam pernyataanya kepada infopalestina, Selasa (12/1), Nunu menjelaskan, setelah kemenangan perlawanan Hamas pada pemilu parlemen yang lalu, dunia internasional menerapkan blokade terhadap Gaza, karena mereka menginginkan hasil pemilu menurut standar mereka. Namun ternyata harapan mereka nihil karena hasil pemilu dimenangkan gerakan Hamas yang tetap bersikukuh pada hak dan prinsip Palestina. Gerakan ini tidak mau tunduk terhadap provokasi politik mereka.

Menanggapi pernyataan menlu Mesir, Ahmad Abu Ghait yang mengatakan, Hamas menginginkan pengakuan Mesir atas hak-haknya di Gaza dan Mesir menolaknya, Nunu menegaskan, pemerintah Palestina menginginkan pengakuan dari bangsa Arab dan ummat Islam serta dunia internasional terhadap hasil pemilu kemarin. Siapapun tidak berhak merampas kepercayaan rakyat Palestina yang telah diserahkan kepada Hamas dalam pemilu tersebut.

Sebelumnya, dalam wawancara dengan televisi kantor berita Syarqi Ausat Selasa (12/1) Abul Ghait mengatakan, Hamas menginginkan pengakuan dari Mesir atas hak-haknya untuk memerintah Jalur Gaza. Gerakan ini menginginkan eksistensinya di Gaza diakui. Sementara Mesir menolak hak apapun dari Hamas untuk memerintah Gaza. Karena hal itu berarti dua negara dalam satu wilayah Palestina.

Oleh karena itu, secara gambling menlu Mesir mengakui bahwa blokade perlintasan Rafah dimaksudkan untuk menghukum gerakan Hamas agar mau mematuhi ketentuan Mesir atas perintah Zionis dan dunia internasional. Inilah yang dimaksudkan dengan kedaulatan Mesir sebagaimana disebutkan sejumlah pejabatnya.

Abul Ghait menyebutkan, pembukaan perlintasan Rafah secara resmi dan permanen merupakan tuntutan dari sejumlah politikus Mesir dan Arab dan hal sama dengan mengakui gerakan Hamas sebagai penguasa satu-satunya di Gaza. Hal ini tentu akan mematahkan semua ketentuan Mesir dalam menghadapi Israel dan juga Uni Eropa. (asy)


latestnews

View Full Version