Damaskus – Infopalestina: Kepala Biro Politik Gerakan Perlawanan Islam Hamas Khaled Misy’al menegaskan bahwa menyusutnya peran Mesir membuka pintu bagi uluran tangan Iran dan Turki. Dia menyatakan gerakannya bukan dan tidak akan menjadi alat siapapun.
Misy’al mengatakan - dalam sebuah wawancara ditayangkan televisi "Orbit" pada Selasa malam (26/1) dari ibukota Suriah Damaskus –: "Kami tidak menyalahkan orang lain jika perannya (Mesir) diperpanjang. Tapi menyalahkan diri kami sendiri jika kami menyusut. Kami ingin Mesir dan negara-negara Arab kembali ke kepemimpinannya. Betul, Iran memiliki kepentingan dan Turki memiliki kepentingannya sendiri. Tetapi Hamas memiliki keputusannya sendiri. Karena kami memiliki institusi yang kuat dan beragam sumber dukungan. Kami bukan pistol yang disewakan."
Misy’al menyatakan pihaknya menghargai dukungan dari siapapun termasuk dari Iran. Bahkan dari Uni Eropa, bulan bantuan itu diberikan tanpa syarat.
Menganai hambatan yang menghalangi Hamas untuk menandatangani usulan Rekonsiliasi Mesir, Misy’al menyatakan bahwa dirinya pada akhir September lalu telah menyampaikan salinan usulan rekonsiliasi kepada Direktur Intelijen Mesir Omar Suleiman. Setelah mempelajari usulan tersebut sungguh-sungguh, ada beberapa cataran yang didiskusikan dengan Omar Sulaiman. Pada bulan Oktober kami menemukan ternyata draf akhir rekonsiliasi tidak sesuai dengan draft yang disepakati."
Ketika pihak Mesir diminta mengubah rumusan tersebut dan kembali ke rumusan awal mereka menolak. Sampai gerakan Fatah dan faksi-faksi lain tidak meminta perubahan baru dan masuk ke rekonsiliasi dalam suatu lingkaran setan.
Mengenai beredarnya isu yang menyatakan bahwa Hamas tidak akan menandatangani rekonsiliasi, karena hal itu akan menciptakan negara kecil khusus, Misy’al menegaskan bahwa Gaza dalam konsisi seperti saat ini bukanlah suatu keuntungan. Gaza adalah bagian dari negara Palestina. Namun perpecahan telah memaksakannya seperti itu."
Ditanya apakah Hamas siap untuk menandatangani usulan rekonsiliasi Mesir seperti adanya saat ini bila dilakukan di Damaskus? Misy’al menegaskan bahwa Hamas tidak akan menandatangani usulan Mesir kecuali di Kairo.” Dia menyatakan bahwa fitnah ini diluncurkan oleh Otoritas Palestina di Ramallah. (asw)