Ammas – Infopalestina: Kolomnis dan pengamat politik, Syakir Al-Jauari menyebutkan, pertemuan antara ketua biro politik Hamas, Kholid Misy’al, Presiden Rusia, Dmitri Medvedev dan presiden Suriah, Basyar Asad sangat spectacular.
Jauhari mengatakan hal ini dalam wawancara khususnya dengan pusat infopalestina, Rabu (12/5) yang dilansir kemudian, Jauhari mengatakan, pertemmuan ini mengandung urgensi yang sangat penting Hamas di tataran internasional.
Jauhari mengisyaratkan keistimewaan dari pertemuan ini, karena Misy’al pernah mengunjungi Rusia sebanyak dua kali dalam belum pertemu dengan presiden Rusia dalam kunjunganya. Tetapi saat ini, presiden Rusia lah yang sengaja datang ke Damascus untuk bertemu dengan pemimpin perlawanan Hamas ini. Maka kunjungan ini mengisyaratkan ada gayung bersambut dari Rusia untuk menempati posisi Mesir. Disamping sebagai lampu hijau dari Tim Kwartet atas agenda rekonsiliasi.
Jauhari mengungkapkan, pertemuan ini sangat penting sekali bagi Palestina yang menunjukan keinginan negara-negara besar untuk mengubah kebijakan politiknya terhadap Hamas. Sejiwa dengan persyaratan Tim Kwartet.
Pengamat politik ini merasa yakin, pengakuan terhadap Entitas Zionis merupakan upaya politik yang telah dilakukan. Mungkin saja Rusia dalam hal ini menginginkan melalui masalah ini, teruatama karena Abbas pernah bertanya. Hamas tidak diminta untuk mengakui Entitas Zionis.
Ia menambahkan, jika ini serius, maka ada pintu politik telah terbuka, terutama kaitanya dengan materi relkonsiliasi.
Rusia bisa saja menganggap piagam kesempatan nasional untuk meluncurkan sikap terbaru di kawasan bagi Hamas.
Jauhari yakin, draft ini mungkin saja dapat terbentu tanpa memperhatikan prinsip Hamas. Dimana Hamas pernah mengakui draft Mesir yang mengakui negara perbatasan 1967, tetapi juga ia tidak bisa melepaskan tangan Palestina 48. Sebagaimana Hamas hanya mengerjakan apa yang dikatakan. Tidak seperti Mahmud Abbas yang mengatakan Sesutu namun mengkritik kebalikanya. (asy) www.infopalestina.com