View Full Version
Sabtu, 12 Jun 2010

Upaya Tel Aviv Selamatkan Diri dari Blokade Internasional!

Editorial Ha'aretz, 06/06/2010

Kegagalan intelijen dan perencanaan kacau dalam operasi merebut kapal "Mavi Marmara" bergulir cepat, yang dalam sekejap telah menjadi krisis dalam hubungan luar negeri Israel, dan menempatkannya di posisi paling bawah dalam opini publik dunia.

Masyarakat internasional menuntut penyelidikan peristiwa ini dan melancarkan kritik pedas atas blokade yang diberlakukan oleh Israel terhadap satu setengah juta warga Palestina di Jalur Gaza. Pemerintah-pemerintah sahabat seperti Amerika Serikat dan Perancis, mendesak pemerintah (Israel) untuk mencabut pembatasan pengangkutan barang dan bahan baku untuk penggunaan kebutuhan sipil ke Jalur Gaza.

Perdana Menteri Netanyahu, seperti biasa, dengan cepat menarik keluar ancaman Iran dan menghidupkan kembali gagasan "seluruh dunia melawan kita". Alih-alih mencari dan menemukan api yang membakar sistem hubungan yang dibangun sangat sulit, Netanyahu berjalan mengikuti di belakang Menteri Luar Negeri-nya, Lieberman, dan menuduh dunia bersikap moral ganda terhadap Israel.

Untuk meringankan tanggung jawab atas krisis dan melarikan diri dari kewajiban untuk mengubah dasar kebijakan, Netanyahu mendistorsi kritik terhadap kebijakan Pemerintah Israel dan memasarkannya sebagai kebencian terhadap bangsa Israel.

Netanyahu dan Lieberman memberlakukan blokade pada Negara Yahudi dan demokratis yang diklaim bahwa hal itu akan menjadi cahaya bagi bangsa-bangsa lain, dan menjadikannya menjadi sebuah negara yang terbuang. Perselisihan membekukan pembangunan pemukiman di Tepi Barat dan di Yerusalem Timur benar-benar menghancurkan derasnya kepercayaan yang diterima oleh Israel berkat pernyataan Netanyahu tentang penerapan solusi dua-negara.

Pekan lalu, konferensi nuklir mengalihkan perhatiannya dari program nuklir Iran kepada masalah nuklir Israel. Pertemuan puncak Negara-negara di laut Mediterania, yang seharusnya dibuka di Barcelona, dibatalkan menyusul penolakan para pemimpin Arab untuk duduk di hadapan Menteri Luar Negeri (Israel). Pembicaraan pemulihan hubungan hanya berbentuk resep untuk memperingati kebuntuan politik.

Pemerintah-pemerintah yang masuk akal di negara-negara demokratis bekerja sesuai dengan kepentingan warga negaranya. Bahkan sekalipun "dunia bermoralitas ganda", sebagaimana diklaim Netanyahu. Dia harus mengubah dari dasar jalan agresif yang ditempuhnya dan kerangka pemerintahnya; karena dia tidak bisa mengubah sifat dunia. Penyelidikan mendasar atas insiden "Marmara" dan penghapusan blokade sipil di Gaza, keduanya adalah langkah yang penting, namun keduanya jelas tidak cukup.

Untuk menyelamatkan diri kita dari embargo internasional, dan dari bencana strategi, Israel membutuhkan kebutuhan mendesak dan segera pada kebijakan yang lain. (asw) www.infopalestina.com


latestnews

View Full Version