Amman – Infopalestina: Ketua Delegasi Yordania, yang kembali dari Jalur Gaza, Dr. Ahmad Armuthi, mengecam larangan delegasi Asosiasi Profesi Yordania masuk ke Jalur Gaza, meskipun sudah melakukan koordinasi dengan departemen luar negeri Yordania dan Mesir. Dia mempertanyakan untuk kemaslahatan siapa otoritas Mesir mencegah delegasi Yordania masuk Jalur Gaza?
Armuthi heran dengan sikap pemerintah Mesir yang gigih melawan aspirasi rakyat Mesir dengan terus melanjutkan blokade terhadap Jalur Gaza, di saat yang sama Mesir menyatakan kepada dunia bahwa gerbang perlintasan Rafah terbuka untuk semua. Dia menyatakan bahwa kondisi kemanusiaan di gerbang sangat buruk dan orang-orang mengalami kondisi sangat keras dan terus dalam penantian untuk bisa menyeberang.
Dia menegaskan bahwa Asosiasi Profesi Yordania akan terus gigih berjuang untuk memberangkatkan konvoi bantuan “al Anshar 1” ke Jalur Gaza. Dia menyatakan bahwa asosiasi tidak akan pernah jenuh dan lelah untuk mendukung warga Jalur Gaza sampai blokade yang diberlakukan terhadap mereka dicabut.
Armuthi, yang menjabar sebagai ketua asosiasi dokter Yordania, menjelaskan bahwa mereka dihalangi memberikan bantuan kemanusiaan medis ke Jalur Gaza. Dia menegaskan, “Otoritas Mesir tidak berhak untuk mencegah orang lewat ke Jalur Gaza. Jika ingin mencegah maka secara prinsip cegahlah yang masuk ke Mesir. Namun Mesir tidak punya hak secara hukum mencegah orang meninggalkan Mesir pergi ke mana saja mereka mau, termasuk ke Gaza.”
Sementara itu Ketua Asosiasi Pengacara Yordania, Samit Khirfan, mengatakan, “Apa yang kami lihat di gerbang Rafah adalah pelecehan terhadap kehormatan manusia. Apa yang kami saksikan menegaskan bahwa blokade terhadap Jalur Gaza justru dilakukan Arab sebelum blokade yang dilakukan pihak lain.”
Dia menembahkan bahwa dirinya dan rekan-rekannya adalah saksi mata penderitaan orang-orang Palestina yang ingin melintas masuk ke Jalur Gaza melalui gerbang penyeberangan Rafah di perbatasan Mesir dengan Jalur Gaza.
Ketua Asosiasi Perawat Yordania, Khaled Abu Aziza, mengungkapkan tentang penderitaan kemanusiaan yang dialami oleh warga Gaza. Dia menyatakan, “Tidak ada air di fasilitas mesir atau di layanan-layanan bari para musafir atau orang-orang yang sedang menunggu untuk menyeberang.” Dia menegaskan bahwa gerbang Rafah di sisi Mesir tidak layak untuk hidup manusia.
Sebagaimana dilaporkan sebelumnya bahwa delegasi Yordania akhirnya kembali, kemarin pagi, ke negaranya, setelah berhari-hari bertahan di gerbang Rafah di sisi Mesir tanpa diizinkan masuk ke Jalur Gaza oleh otoritas Mesir. (asw) www.infopalestina.com