View Full Version
Selasa, 13 Jul 2010

Ketika Israel Mencuri Kekayaan Laut Meditrania

 

Dr. Fayez Rasyed

(El-Haleej Emirets)

Sebuah ladang sumber gas alam dan minyak bumi dalam jumlah besar berhasil ditemukan di perairan laut Meditrania. Diperkirakan kandunganya melebihi 125 triliyun kubik gas alam dan lebih dari 1,5 milyar barel minyak bumi. Sebuah kekayaan fantastis bagi yang memilikinya.

Israel yang sudah terbiasa melahap kekayaan yang basah dan kering, merampas, serta menguasai kekayaan kawasan Timteng kini mengklaim bahwa dia punya hak sendirian dalam mengeksplorasi dan mengekstraksi temuan kekayaan melimpah itu. Alasannya, ia berada di territorial perairan dan maritim ekonominya. Padahal apa yang ditemukan itu menurut banyak sumber internasional, berada di luar lingkup wilayah perairan Israel. Ia berada ladang pantai yang membentang dari bener Iskenderun Turki ke perbatasan Jalur Gaza.

Sesuai dengan hukum internasional,  perairan sebuah negara adalah sebesar 12 mil laut dan masing-masing negara memiliki hak untuk menyatakan ruang jarak tambahan sejauh 200 mil laut sebagai zona ekonomi khusus. Namun dengan syarat mereka mendapat persetujuan dengan negara-negara tetangga lautnya. Namun juga boleh menyampaikan keberatan. Hal ini akan diselesaikan dan ditentukan di depan komisi-komisi di Perserikatan Bangsa-Bangsa, termasuk Mahkamah Internasional di Den Haag.

Israel mengklaim bahwa ladang minyak dan gas yang diberi nama Liftan dan digali oleh perusahaan Amerika dan  Israel terletak hanya 150 kilometer barat kota Haifa. Jika benar klaim Israel, ia tidak mendapat persetujuan dengan negara-negara tetangganya yang berbatasan laut dengannya. Ssehingga hak Libanon, Suriah dan Otoritas Palestina, di samping Mesir dan Turki untuk melakukan ekstraksi dan eksplorasi minyak dan gas tersebut. Karena masing-masing negara memiliki jatah dan bagian di dalamnya.

Libanon adalah negara Arab pertama yang berkepentingan yang mengumumkan pertama kali haknya atas kekayaan itu. Sementara dengan cepat, melalui jubirnya, Israel mengingkari hak Libanon itu. Menteri infrastruktur Uzi Landau menyampaikan ancaman kepada Libanon secara terang-terangan bahwa Israel siap menggunakan kekuatan melawan dan membela kekayaannya berupa gas dan minyak mentah di perairannya. Ia menambahkan, Libanon tidak memiliki jatah sedikitpun dari ladang minyak yang terletak di dalam maritime ekonomi Israel.

Bukan saja kepada Libanon, tapi juga kepada semua negara Arab yang berkepentingan.

Di sisi lain, jika Israel menguasai ladang itu, ia akan salah satu senjata strategi yang menjadikan Israel semakin kuat, disamping  incam pertahunnya yang mencapai 5 milyar dolar.

Menurut perkiraan, gas alam dan minyak mentah yang ditemukan di perairan laut Meditrania itu akan mampu menutupi kebutuhan Israel selama lebih dari 100 tahun. Jika ini terjadi, Israel akan semakin semena-mena dan arogan. Bukan saja kepada Palestina tapi terhadap seluruh negara Arab.

Karenanya, negara-negara yang terkait; Libanon, Suriah, Otoritas Palestina, dan Mesir jangan menghadapi Israel. Mereka harus mengkoordinasi mengambil sikap bersama yang juga diambil kesepakatan dengan Turki dan PBB untuk mengambil langkah hukum internasional sesuai dengan perjanjian internasional terkait hukum kelautan yang ditandatangani tahun 1982. Bahkan sampai masalah ini sampai ke Mahkamah Internasiona di Den Haag.

Tentu, semua paham Israel akan membuang jauh-jauh hukum internasional yang legal. Sebab Israel sudah pernah tidak menggubris kepuusan Mahkamah Internasional soal batalnya pembangunan tembok rasis. Namun dengan langkah ini, negara-negara Arab yang berkepentingan akan memiliki landasan legal. Karenanya, jangan pernah menganggap remeh masalah ini.

Dulu, pernah negara-negara Arab membiarkan masalah bom nuklir Israel sejak awal. Kini Israel sudah memiliki bom nuklir dan hulu ledak strategis. Sementara, negara Arab sekarang dilarang memiliki teknologi nuklir untuk tujuan militer. Bahkan untuk kepentingan damai pun Iran dilarang memilikinya. Karenanya, masalah ini jangan terulang dalam hal gas alam dan minyak bumi. Apalagi sejumlah lembaga kuangan internasional dan perusahaan eksplorasi menolak mendanai dan mengeksplorasi gas dan minyak dari ladang minyak itu karena meyakini letaknya di luar perairan maritime Israel.

Masalah ini akan menjadi pemicu konflik baru Israel – Arab. Apalagi kemungkinan akan ditemukan ladang dan sumber minyak baru di laut meditrania. Jangan hanya menonton tapi perhatikan, amati dan berikap tegas. (bn-bsyr) www.infopalestina.com


latestnews

View Full Version