Gaza – Infopalestina: Ketua Komite Rakyat Anti Blokade, Jamal al Khudry menilai pembahasan yang dilakukan kabinet kecil Israel tentang kondisi Gaza setelah keputusan palsu mengenai kemudahan perlintasan; adalah sebagai kelanjutan langkah Israel untuk menipu dunia dan lari dari tuntutan internasional untuk mengakhiri blockade secara penuh.
Khudry mengatakan, Rabu (21/7), “Sejak keluarnya keputusan sekitar sebulan belum ada perubahan esensial apapun dan barang yang boleh masuk ke Gaza hanyalah barang-barang tersier (pelengkap) saja.”
Dia menegaskan bahwa rakyat Palestina di Gaza menginginkan diakhirinya blockade secara penuh dengan masuknya semua barang tanpa ada daftar larangan terhadap barang apapun dan diperbolehkannya masuk bahan bangunan, bahan mentah dan barang yang menjamin pengoperasian industri, kerajinan tangan, lususan dan pembangunan infrastruktur yang hancur.
Dia menyatakan bahwa keputusan pelonggaran – jika benar-benar ada – tidak mungkin dilaksanakan dalam kondisi apapun pada saat ini dengan ditutupnya dua perlintasan dari 4 perlintasan yang ada. Yaitu perlintasan Syijaeya dan Shufa. Sementara gerbang perlintasan Karni (perlintasan terbesar dari sisi daya tamping lalu lintas) hanya dibuka 3 kali dalam sepekan untuk masuknya jerohan (semacam usus), gerbang perlintasan Karem Abu Salim hanya bibuka selama 5 hari, tidak mencukupi untuk masuknya ratusan container setiap hari sesuai kebutuhan Jalur Gaza.
Khudry menjelaskan bahwa Jalur Gaza setiap harinya membutuhkan 800 kontainer, sementara yang bisa masuk hanya berkisar antara 120 – 150 kontainer. Dia menjelaskan bahwa Israel masih melarang masuknya mesin menyaring air (desalinasi) sehingga 90% air tetap tidak layak minum, dan mesin pengolahan air limbah, sehingga sebanyak 100 juta liter air limbah yang belum diolah setiap harinya dipompa ke laut hingga mengakibatkan bencana kemanusiaan dan kekayaan ikan.
Dia menegaskan kembali pentingnya pembukaan seluruh perlintasan tanpa kecuali dan diizinkannya masuk semua barang, termasuk bahan bangunan dan bahan mentah, di samping pembukaan lalu lintas yang aman antara Jalur Gaza dan Tepi Barat dan lalu lintas air dengan dunia luar. (asw) www.infopalestina.com