Ramallah – Infopalestina: Beberapa saat setelah undangan Amerika untuk menggelar perundingan langsung antara Israel dan tim perundingan otoritas Palestina, PLO menerima undangan Amerika itu. Padahal faksi-faksi yang tergabung dalam PLO dalam pertemuannya di Damaskus menolaknya – kecuali faksi Fatah. Faksi-faksi Palestina menilai langkah PLO ini sebagai formalitas belaka.
Sekjen PLO Yaser Abduh Rabbih mengumumkan pihaknya atas nama PLO menerima udangan Amerika untuk memulai perundingan langsung dengan Israel di awal September.
Usai sebuah pertemuan di Ramallah Tepi Barat, Yaser menegaskan DPP PLO menyatakan menerima undangan untuk perundingan langsung dengan Israel sesuai dengan pernyataan Tim Kuartet untuk Perdamaian di Timteng dan seruan Menlu Amerika Hillary Clinton.
Setelah Hamas menyatakan menolak undangan Amerika untuk berundingan langsung ini, Jihad Islami menyatakan sikap yang sama yakni menolak perundingan langsung “otoritas Fatah” dengan Israel. Jihad Islami menolak sikap tunduk Otoritas Palestina kepada pemerintah Israel.
Dalam salinan pernyataannya yang diterima Infopalestina kemarin Jumat (20/8) Jihad islami menegaskan, pengumuman dimulai perundingan langsung hanya kristalisasi hegemoni dan bukti AS ingin memperjuangkan kepentingan penjajah Israel.
JI menegaskan bahwa pertemuan DPP PLO hanya bersifat seremonial dan formal semata sesuai dengan permintaan AS, bukan sebagai representasi pertemuan nasional dan rakyat. Bahkan pertemuan itu bentuk ketundukan kepada Israel dan otoritas kelompok Fatah yang ingin memanfaatkan perundingan dan berlanjutnya penjajahan dan perpecahan internal Palestina.
Sementara itu, Sekjen Gerakan Prakarsa Nasional Palestina Dr. Mustafa Al-Barghoti menegakan bahwa perundungan langsung Israel tanpa menghentikan pembangunan pemukiman yahudi dan tanpa penentuan referensi perundingan yang mengikat maka itu akan menghasilkan kegagalan besar dan lebih besar dari bahaya kesepakatan Cam David 2000.(bn-bsyr) www.infopalestina.com