View Full Version
Kamis, 26 Aug 2010

Perundingann Langsung; Antara Pembantaian Palestina dan Tongkat Netanyahu

 

Ali Badwan

Ini kemajuan penting; semua faksi-faksi dan kekuatan Palestina di Suriah menggelar pertemuan. Ini jarang terjadi dalam beberapa tahun terakhir. 11 faksi Palestina ikut dalam pertemuan itu. Termasuk faksi yang tergabung dalam PLO dan ikut dalam kabinet Salam Fayyadl.

Pertemuan itu membahas – salah satunya – membahas perudingan langsung dan tekanan AS dan Israel bahkan sebagian negara kawasan terhadap otoritas Palestina. Pertemuan diikuti kekuatan oposisi Palestina yang terdiri dari delapan faksi (Hamas, Jihad Islami, Organisasi Shaiqah, Front Rakyat, Front Rakyat Palestina dan lain-lain).

Sebelum pertemuan ini, lebih dari 600 tokoh nasional Palestina independen dan empat kekuatan politik Palestina dari PLO menolak perundingan langsung. Mereka beralasan, perundingan itu wujud ketundukan terhadap tekanan asing sehingga masuk dalam perundingan sesuai syarat Israel yang pasti ini akan merugikan bangsa Palestina. Bahkan perundingan dinilai akan menjadi legitimasi bagi Israel untuk makin gencar dalam yahudisasi dan israelisasi Al-Quds, percepatan pembangunan pemukiman, perampungan tembok rasial, berlanjutnya blokade Jalur Gaza , juga sebagai legitimasi kejahatan Israel kepada sejumlah negara di Arab. Perundingan itu juga dinilai akan menyelamatkan Israel dari kecaman dunia dan boikot dunia terhadap negara zionis yang semakin gencar.

Pertemuan di Damaskus sangat. Ia bisa menjadi embrio gerakan Palestina bersatu menolak logika perundingan dengan Israel pada saat negara zionis ini mengumumkan terang-terangan yahudisasi di Al-Quds dan Tepi Barat.

Dalam konteks ini, pemerintah Netanyahu - yang menolak keterlibatan Tim Kuartet Perdamaian Internasional dalam perundingan langsung kali ini - berusaha memberikan proyek baru yang ditawarkan kepada Palestina dalam perundingan langsung untuk menyepakati prinsip baru mirip kesepakatan Oslo.

Sejumlah pihak mengisyaratkan bahwa proyek Israel itu didasarkan kepada penarikan Israel dari maksimal hingga 90% wilayah Tepi Barat bukan dari al-Quds Timur, mengeluarkan lebih dari 50 ribu warga yahudi yang tinggal di Tepi Barat yang dipindah ke pemukiman yahudi di sekitar Ramallah, Al-Quds dan wilayah dekat garis batas jajahan tahun 1948. Lucunya, Netanyahu membanggakan proyek barunya ini dan yakin akan merayu habis pihak Palestina.

Sementara itu tongkat Israel yang kasar terus menekan Otoritas Palestina di Ramallah agar maju ke perundingan langsung melalui jalur politik dan ekonomi bahwa jalur demografi agar menerima proyek rayuan di atas.

Sejumlah informasi mengisyaratkan bahwa Menhan Israel Ehud Barak sudah menyampaikan kepada PM Salam Fayyad dalam pertemuan terakhir (sekitar 20 hari lalu) bahwa semua tuntutan Otoritas Palestina di Ramallah akan terwujud bila memulai perundingan langsung. tuntutan Otoritas Palestina ini berupa; Israel harus memberikan peluang kepada Otoritas Palestina di Ramallah untuk mendirikan sejumlah proyek di wilayah C yang merupakan 60%nya adalah wilayah Tepi Barat, menghentikan masuknya pasukan Israel ke kota-kota di Tepi Barat, mengubah sejumlah wilayah C yang dibawah kekuasaan keamanan Israel menjadi wilayah B yang dikuasai oleh Otoritas Palestina, membebaskan sejumlah tahanan dan membuang blokade militer di jalan-jalan.

Dari tekanan yang ada sudah bisa dipastikan bahwa perundingan langsung akan digelar di Washington pada 2 September mendatang.

Akhirnya, bukan perundingan seharusnya, tapi mewujudkan rekonsiliasi Palestina. Sebab inilah yang membentengi dan memperkuat front internal Palestina dan mampu tegar menghadapi penjajahan Israel dan rencana-rencana jahatnya yang ekspansif. Rekonsiliasi akan bisa menghasung dukungan bangsa Arab dan internasional untuk bangsa Palestina dan memanfaatkan keputusan internasional atas Israel khususnya Mahkamah Den Haag, laporan Goldstone, dan soal pembantaian armada Freedom Flotilla untuk menyeret Israel ke pengadilan internasional. (bn-bsyr)

*Kolumnis Palestina – Damaskus – anggota Asosiasi Kolumnis Arab

www.infopalestina.com


latestnews

View Full Version