![]() |
Gaza – Infopalestina: Otoritas Fatah di tepi Barat hingga kini masih menjalin kerja sama keamanan dengan pihak penjajah. Mereka berbagi tugas dalam mengusir dan memburu rakyat Palestina dari tanah kelahiranya. Walauapun suara-suara nasional menghendaki Fatah segera menghentikan kerja samanya ini, namun mereka tetap tidak bergeming dari aksinya selama ini. Sebaliknya, mereka malah meningkatkan kerja samanya dengan pejabat teras Zionis. Seperti diungkapkan meneger sipil Zionis di Tepi Barat Yuav Mardakhi yang menyebutkan, kerja sama keamanan dengan otoritas Fatah semakin luas. Hingga hari ini milisi Abbas telah memulangkan 50 warga Zionis yang kedapatan memasuki wilayah Tepi Barat. Berbakti Pada Penjajahan Pengamat politik Palestina, As’ad Abu Syarah menegaskan, apa yang dilakukan otoritas Fatah di Tepi Barat berupa penangkapan terhadap para pejuang perlawanan serta berbagi tugas dengan penjajah, sama sekali tidak menguntungkan rakyat Palestina. Tujuanya sudah jelas mengubur dalam-dalam semangat perlawanan serta memberikan keuntungan sebesar-besarnya terhadap penjajahan. Dalam pernyataanya yang dilansir infopalestina, Ahad (16/1) Abu Syarah menjelaskan, kerja sama keamanan merupakan bagian dari konspirasi terhadap rakyat Palestina yang tentu tertolak takkan pernah diterima rakyat. Akan tiba saatnya mereka dihukum atas semua aksinya terhadap para pejuang di dalam penjara. Kerja sama keamanan adalah bantuan gratis bagi penjajahan. Pada saat yang sama pasukan Zionis melakukan pembersihan etnis dari Tepi Barat. Israel telah melecehkan aparat keamanan Abbas yang ada di Tepi Barat demi merealisasikan kepentinganya. Kejahatan Besar Pada saat yang sama, pengamat politik Hasan Abdu menjelaskan, kerja sama keamanan dengan Zionis merupakan kejahatan besar, karena telah membantu dalam penjajahan terhadap rakyat Palestina. Aparat keamana di Tepi Barat dikhususkan untuk mengatasi perlawanan di Tepi Barat. Tentu dalam hal ini merupakan kesepakatan semua elemen nasional untuk menolaknya. Mereka semua meminta, tindakan seperti ini segera dihentikan dan tidak ada alasan sama sekali untuk melanjutkanya. Mereka menghendaki kerja sama keamanan dengan penjajah segera dihentikan untuk mengembalikan persatuan dan kesatuan rakyat Palestina sebagai pilihan terbaik untuk menghadapi segala bentuk penjajahan. Abdu menjelaskan, tak syak lagi, kerja sama keamanan perlu consensus politik. Yang diinginkan Israel saat ini adalah semuanya. Tetapi ia tidak mau memberikan sedikitpun untuk Palestina. Terpuruknya Sejumlah Operasi Perlawanan Dr. Mukhaimar Abu Sa’dah, professor bidang politik di universitas Al-Azhar mengatakan, masalah kerja sama keamangan kembali kepada kesepakatan tukar menukar informasi antara Israel denngan otoritas Fatah sejak tahun 1994 lalu. Selama beberapa tahun terakhir Israel telah berhasil membendung sejumlah operasi syahid, berkat informasi yang diberikan aparat Abbas. Oleh karena itu, masalah tukar menukart informasi adalah masalah yang jelas. Untuk merebilitas masalah ini perlu beberapa tahap. Pertama, harus ada dialog nasional Palestina yang bersifat menyeluruh yang terkonsetrasi pada restrukturisasi bangunan aparat keamanan atas dasar keyakinan nasional dan berpihak pada rakyat. Dan hal ini tidak akan terwujud kecuali dengan persatuan dan mengakhiri perpecahan. Kedua, otoritas Fatah harus mengkaji ulang masalah ini. karena kebijakan kerja sama dengan Zionis merupakan pengabdian gratis terhadap penjajahan tanpa imbalan. Maka apa yang dilakukan Zionis saat ini layak mendapatkan bintang lima. Sementara itu, fraksi Hamas di parlemen menegaskan, berlanjutnya kerja sama keamanan dan pembagian tugas dengan penjajah sangat berbahaya bagi masa depan Palestina dan persatuan rakyat. Disamping merupakan pelanggaran terhadap hasil dialog Kairo. Apa yang terjadi di Tepi Barat saat ini targetnya adalah menghabisi Hamas. (asy) |