[ 20/02/2012 - 12:26 ]
Alquds – PIP: Warga Palestina yang bersiaga di masjid al Aqsha menghadang upaya-upaya penyerbuan yang dilakukan puluhan pemukim pendatang Zionis ke area masjid al Aqsha, Ahad (19/2), di tengah konfrontasi dengan kepolisian penjajah Israel yang berupaya melindungi para pemukim pendatang Zionis dan mengamankan aksi penyerbuan mereka.
Anggota polisi Israel menyebar secara massif di area masjid al Aqsha untuk mengamankan para pemukim pendatang Zionis. Para jamaah Palestina menyatakan sebanyak 3 anggota polisi Israel terluka akibat konfrontasi yang berlangsung sejak Ahad pagi tersebut.
Kantor berita Palestina SAFA menyebutkan, puluhan pemukim pendatang Zionis menyerbu dekat jembatan pintu barat masjid al Aqsha yang menuju gerbang al Mughariba dalam upaya untuk menyerbu masjid. Sementara itu polisi Israel dalam jumlah besar tersebar untuk menjamin masuknya para pemukim pendatang Zionis. Hal ini mengakibatkan meletusnya bentrokan dengan ratusan jamaah yang bersiaga di dalam masjid.
Pasukan penjajah Zionis Israel mencegah warga Palestina yang usianya kurang dari 45 tahun untuk masuk masjid al Aqsha.
Sejumlah organisasi radikal Zionis sebelumnya menyerukan penyerbuan masjid al Aqsha untuk mendukung pembangunan Kuil yang mereka klaim. Mereka menyampaikan seruan dengan tema “Mari Kita Tingkatkan ke Gunung Haikal untuk Menguatkan Supremasi Yahudi di Atasnya.”
Mereka memilih hari Ahad, kemarin, untuk menyerbu masjid al Aqsha dan melakukan ritual talmud di area masjid, dengan tujuan untuk memperkuat supremasi Yahudi dan memperkokohnya sebagai mukadimah untuk menguasai dengan penuh atas masjid al Aqsha dan membangun kuil yang mereka klaim.
Yang baru dari penyerbuan ini adalah tindakan kepolisian Israel yang mengizinkan organisasi-organisasi Zionis tersebut untuk menunaikan ritual di masjid al Aqsha. Setelah sebelumnya pihak kepolisian melarang mereka karena alasan kebijakan mereka, sebagaimana yang mereka klaim.
Organissi-organisasi Yahudi tersebut mengancam penyerbuan seperti ini awal pekan lalu. Namuan mobilitas warga Palestina dan Arab dan larangan kepolisian Israel yang mencegah para pemukim pendatang radikal Zionis masuk ke masjid al Aqsha telah menghalangi rencana mereka tersebut.
Dalam konteks terkait, Jurubicara Gerakan Perlawanan Islam Hamas, Fauzi Barhum menegaskan bahaya serangan Zionis Israel yang berulang-ulang terhadap masjid al Aqsha dengan tujuan untuk menghancurkannya dan mendirikan kuil (Sulaiman) yang mereka klaim (di atasnya).” Dia menilai hal itu terjadi sebagai kelanjutan dalam perang agama terhadap tempat-tempat suci dan masjid-masjid (di Palestina). Menurutnya, dukungan dan perlindungan Amerika secara resmi masih menjadi sebab dari semua penderitaan yang dialami rakyat Palestina.
Jurubicara Hamas menegaskan bahwa eskalasi Zionis ini “menuntut semua pihak memikul tanggung jawabnya untuk melindungi dan menyelamatkan masjid al Aqsha dan melawan dengan segenap kekuatan terhadap rencana berbahaya ini. Ini adalah kewajiban agama, moral, nasional dan kebangnsaan atas bangsa Arab dan umat Islam di semua levelnya.”
Dia menyerukan semua orang Palestina, Arab dan kaum muslimin harus dalam situasi lebih siap untuk menyokong persoalan suci ini dan mulai melakukan mobilitas dan bergerak demi al Quds dan al Aqsha, menjadilan masa mendatang sebagai masa revolusi besar untuk al Quds dan Palestina, sebagai reaksi atas seruan terus-menerus dari disampaikan ekstrimis Zionis untuk menyerbu masjid al Aqsha. (asw)