[ 14/02/2013 - 07:10 ] |
Amjad Arrar Jika seorang pejabat Palestina berfikir keluar dari kantor presiden di kota Ramallah membawa secangkit kopi, kemudian berjalan kaki ke pemukiman Yahudi Bet Eil, maka ia akan tiba di jantung permukiman itu sebelum tegukan terakhir kopi itu habis. Pemukiman Yahudi itu “ditanam” penjajah zionis di samping persis kota Palestina Beirah. Dua hari lalu, pemerintah ‘Israel’ mengesahkan pembangunan 90 unit hunia baru agar pemukiman ini bisa melebar ke kamp pengungsi Jalzon tempat mengungsi warga Palestina sejak prahara tahun 1948. Keputusan penjajah itu sayangnya dibiarkan oleh negara-negara Arab dan dunia, termasuk dunia Islam. Kemudian sehari setelah keputusan di atas, pemerintah Netanyahu mengesahkan lagi untuk penambahan ratusan unit hunian baru di pemukiman Taku di wilayah Betlehem. Pemukiman Yahudi adalah salah satu penopang proyek zionisme dan selalu menjadi mencusuar politik ‘Israel dan program politik dalam setiap pemerintah yang dipilih warga yahudi yang menjajah Palestina. Karenannya, keputusan-keputusan pembangunan pemukiman Yahudi oleh penjajah tidak bersifat “sementara” atau tentatis atau momentum merespon sikap Palestina dan Arab tertentu, atau hanya sekadar memanfaatkan situasi Palestina, situasi regional atau internasional. Memang terkadang faktor-faktor itu mempengaruhi keputusan pembangunan pemukiman yahudi. Namun tidak adanya faktor-faktor Palestina, regional dan Arab tidak akan menjadikan proyek pembangunan pemukiman terhenti. Meski demikian, tetap saja sebagian pejabat dan kolumnis Palestina dan Arab mengaitkan aktivitas pembangunan pemukiman Yahudi dengan momen tertentu seperti kunjungan pejabat Amerika atau delegasi Eropa. Kali ini para pejabat itu mengaitkan keputusan pemukiman Yahudi terakhir dengan dekatnya kunjungan presiden Amerika Barack Obama ke kawasan. Padahal sesungguhnya penafsiran dan pengaitan itu sama sekali tidak buktinya sepanjang sejarah zionis di Palestina. Proyek pembangunan pemukiman dan pencaplokan wilayah Palestina sudah berlangsung sejak Hertezl menulis teorinya dalam buku “Tanah Air itu Satu, Penuntut Tanah Air itu Dua, Tapi Tanah itu Harus Menjadi Milik Satu Bangsa; Yahudi”. Mereka yang mengait-ngaitkan antara kunjungan itu dan pemukiman ingin agar pejabat ini dan itu meminta kepada Obama menekan “buah hatinya” ‘Israel’ agar membekukan keputusan terakhir mereka menambah pemukiman dengan kompensasi mempercepat roda perdamaian. Bagi ‘Israel’ ekspansi pembangunan pemukiman Yahudi adalah strategi baku dan permanen. ‘Israel’ sendiri adalah entitas pemukiman. Lantas kenapa harus dikait-kaitkan dengan dekatnya kunjungan Obama. Meski selama periode pemerintahannya pertama, Obama hanya sekali berkunjung, tetap saja ribuan unit hunian Yahudi terus dikembangkan dan dibangun. Bahkan ada pemukiman Yahudi yang diubah ‘Israel’ menjadi fakultas di Universitas Ariel di kota Palestina Selvit, jantung Tepi Barat. Pemukiman Bet Eil dan Ariel terletak di luar komplek besar yang dibatasi ‘Israel agar ia bisa dimasukkan nantinya setelah kesepakatan damai dengan tim perunding Palestina. Presiden Amerika ke kawasan pada Maret depan. Dewan Keamanan Nasional Amerika dan pejabat Israel beserta media-medianya menegaskan bahwa agenda kunjungan Obama akan fokus pada masalah Iran dan Suriah. Masalah perundingan damai Palestina – Israel mungkin akan masuk dalam pembahasan di masa jeda atau istirahat. Jika menjadi agenda utama, maka tak akan berubah sebab Amerika tetap akan intervensi. Amerika akan mendukung secara absolut tanpa syarat terhadap penjajah. (bsyr) El-Khaleej Emirat |