[ 21/05/2013 - 03:59 ] |
Ramallah – PIP: Jamal Amr, peneliti spesialis isu al Quds, menilai bahwa pembatalan kunjungan delegasi UNESCO ke al Quds oleh Zionis adalah agar lembaga PBB tersebut tidak bisa melihat pelanggaran yang dilakukan penjajah Zionis. Meskipun tim ini telah mengosongkan tujuan-tujuannya, ‘Israel’ telah mendapatkan jaminan tidak akan dituntut secara internasional dan telah menetapkan persyaratannya dalam kerja tim UNESCO di al Quds. Jamal Amr menegaskan bahwa otoritas Zionis ‘Israel’ memiliki sensitifitas besar atas kunjungan setiap tim internasional untuk menyelidikan kejahatan-kejahatannya dan berusaha menyembunyikan petunjuk-petunjuk kejahatannya terhadap tempat-tempat suci dan peninggalan di al Quds. Pakar masalah al Quds ini menjelaskan, apa yang sudah direkam oleh pihak-pihak Palestina dan Arab bahwa sikap ‘Israel’ menerima kedatangan tim UNESCO ke al Quds sebagai “kemenangan besar” hanyalah sekedar ilusi, bahwa ‘Israel’ telah mempu merealisasikan keuntungannya dengan pembatalan 5 draf resolusi kecaman yang sudah siap dan melucuti tim dari esensinya. Dia menjelaskan bahwa penjajah Zionis menetapkan syarat pada tim UNESCO agar tidak masuk daerah pintu barat “al Maghariba”, masjid al Aqsha dan bawahnya, yaitu tempat terjadinya penggalian dan pelanggaran terhadap al Quds. ‘Israel’ hanya membatasi kunjungan delegasi tim UNESCO ke pagar al Quds. Di mana ‘Israel’ akan memperlihatkan kepada tim UNESCO saat datang ke pagar al Quds dan menipu dunia bahwa ‘Israel’ telah melakukan renovasi terhadap pagar tersebut dan akan meyakinan tim bahwa ‘Israel’ telah membayar jutuaan dolar dalam peroses renovasi dan perbaikan. (asw) |