[ 04/06/2013 - 04:53 ] |
Nazaret – PIP: Perselisihan agama meningkat tajam antar lapiran masyarakat Zionis di Palestina terjajah. Masalahnya sampai pada ancaman pembunuhan puluhan kaum “Yahudi Ortodoks” karena latar belakang larangan wanita menunaikan ritualnya di tembok al Barak di barat masjid al Aqsha. Radio Zionis dalam siaran malam, Senin (3/6), menyebutkan bahwa dua kantor rabi agung di enttias Zionis mendapat dua surat ancaman yang meminta agar kaum wanita anggota organisasi “Wanita Tembok Ratapan” diizinkan manunaikan ritual mereka sesuai dengan cara mereka dan tidak dihalangi oleh kaum Ortodoks Yahudi. Kedua surat tersebut berisi gambar pistol dan berisi ancaman pembunuhan ratusan orang dari kaum Yahudi Ortodoks. Sumber yang sama menambahkan bahwa direktur kerabian agung menyampaikan kedua surat tersebut ke pejabat keamanan di kantor PM Zionis. Untuk diketahui bahwa melindungi kedua rabi agung tesebut adalah menjadi kewenangan pejabat keamanan tersebut. Sebelumnya pernyataan kepolisian Zionis, dua pekan yang lalu, mengungkap terjadinya perselisihan agama yang tajam antar lapisan masyarakat Yahudi di Palestina terjajah. Terutama berkaitan dengan pelarangan wanita menunaikan ritual di tembok al Barak di barat masjid al Aqsha. Kepolisian Zionis menyatakan, telang terungkap ungkapan-ungkapan yang ditulis di tembok salah satu bangunan di barat kota al Quds, berisi “pelecehan hak organisasi wanita tembok ratapan”. Organisasi “Wanita Tembok Ratapan” merupakan kelompok baru di masyarakat Yahudi. Mereka meminta “hak keyahudian” dalam mendekati “tembok ratapan” untuk menunaikan ritualnya dengan mengenakan pakaian khusus yang dikenakan kaum lelaki. Mereka juga meminta haknya untuk “bernyanyi”, ini merupakan hal yang ditentang oleh kalangan radikal masyarakat Yahudi. (asw) |