View Full Version
Kamis, 01 Apr 2021

Al-Shabaab Peringatkan Warga Somalia Tidak Gunakan Vaksin AstraZeneca Karena Tidak Aman

MOGADISHU, SOMALIA (voa-islam.com) - Kelompok pejuang Somalia Al-Shabaab telah merilis pernyataan yang menolak vaksin Oxford-AstraZeneca, mengutip alasan ketidakamanan dan efeks samping yang merugikan.

Dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada hari Selasa (30/3/2021), kelompok yang berafiliasi dengan Al-Qaidah memperingatkan warga Somalia agar tidak mengikuti "negara Somalia yang murtad" dengan mengambil vaksin virus Corona yang "mematikan dan tidak aman".

“Karena ketidakefektifan dan efek samping yang merugikan, beberapa negara Eropa - termasuk Jerman, Prancis, Italia, Spanyol, Irlandia dan lainnya - juga telah menangguhkan vaksin AstraZeneca,” kata pernyataan itu.

“Ini adalah negara dengan sumber daya medis yang jauh lebih baik daripada rezim Somalia yang murtad, yang bahkan tidak memiliki personel medis atau laboratorium yang memenuhi syarat untuk menilai efisiensi, keamanan, atau kinerja vaksin.”

Pernyataan tersebut mendesak orang-orang untuk tidak percaya bahwa “orang-orang kafir akan menguntungkan Anda dengan cara apa pun” mengacu pada UNICEF dan Organisasi Kesehatan Dunia.

Mereka merekomendasikan warga Somalia agar mematuhi pengobatan dan pencegahan virus Corona dengan obat-obatan yang disebutkan dalam Al-Qur'an dan oleh Nabi Muhammad, seperti madu dan minyak habbatussauda.

Al-Shabaab, yang sering disebut sebagai kelompok jihadis "paling mematikan" di Afrika, berjuang untuk menerapkan syariah Islam di seluruh Somalia.

Awal bulan ini, Somalia menerima pengiriman pertama 300.000 dosis vaksin AstraZeneca melalui inisiatif COVAX internasional untuk memastikan bahwa negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah menerima vaksin.

Vaksinasi pertama Somalia terjadi dalam sebuah upacara kecil di rumah sakit Martini di ibu kota Mogadishu pada 16 Maret di mana Menteri Kesehatan Fawziya Abikar Nur mendesak masyarakat untuk menerima vaksin untuk membendung infeksi di negara berpenduduk 15 juta orang dan salah satu sistem kesehatan terlemah di benua itu.

Nur meyakinkan bahwa pihak berwenang akan mulai bekerja mendistribusikan vaksin di seluruh Somalia.

"Dosis ini akan kami distribusikan ke sebagian besar rumah sakit utama di ibu kota dan kantor pusat pemerintah agar para pegawai pemerintah dapat dengan mudah mendapatkan vaksinasi di tempat kerjanya," ujarnya saat itu.

Pekan lalu, AstraZeneca membalas klaim bahwa vaksinnya tidak aman, dengan mengatakan uji coba menunjukkan vaksin COVID-19 100 persen efektif dalam mencegah penyakit parah.

Kasus COVID-19 di Somalia meningkat dalam beberapa pekan terakhir. Negara ini memiliki total 11.292 kasus virus termasuk 5.976 kasus aktif, 521 kematian dan 4.795 sembuh. (TNA)


latestnews

View Full Version