View Full Version
Senin, 07 Oct 2013

SBY Tak Ubahnya Soeharto Hanya Bisa Mewariskan Utang

Jakarta (voa-islam.com) Pemerintah SBY akan segera berakhir, di tahun 2014. Berdasarkan konstitusi SBY sudah tidak dapat lagi maju sebagai calon presiden mendatang. Karena di dalam konstitusi secara eksplisit dibatasi hanya dua periode.

Indonesia sejak zaman Presiden Soeharto menumpuk utang yang akan membebani generasi Indonesia. Ketika Soeharto lengser Indonesia mencapi $ 150 miliar dollar, dan ditambah BLBI Rp 650 triliun, jadi total utang Indonesia jumlahnya lebih dari Rp 2.000 triliun. Rakyat harus memikul beban bunga utang luar negeri dan BLBI, jumlahnya lebih dari Rp 80 triliun, setiap tahunnya.

Sekarang di zaman SBY utang Indonesia terus meningkat dengan drastis, di mana jumlah utang mencapai Rp 724,22 triliun. Juni 2013 total utang Indonesia mencapai Rp 2.156 triliun! Belum lagi ditambah utang baru yang belum cair.

Meskipun, Presiden SBY berjanji konsisten menerapkan kebijakan membuat utang baru bila diperlukan, dan bersifat jangka panjang dan dengan bunga utang lunak, serta mengurangi porsi kredit eksport. Tetapi, nampaknya semua itu hanya ilusi belaka, karena kredit eksport totalnya terus naik.

Dampak dari menggunungnya utang Indonesia itu, seperti dikatakan oleh Daseking dan Kozack, secara teoritis memprediksi negara seperti Indonesia akan gagal mencapai salah satu tujuan utama MDG (Tujuan Pembangunan Melanium) berupa pengurangan tingkat kemiskinan menjadi separuh di tahun 2015.

Karena, justeru sekarang ini, jumlah angka kemiskinan terus meningkat, dan tidak nampak terjadi pengurangan. Ekonomi rakyat tergerus oleh masukanya kapital modal asing yang mematikan ekonomi rakyat, seperti masuknya barang-barang import, dan masuknya ritel korporasi global sampai ke daerah-daerah.

Bahkan, suara-suara yang cukup keras mengatakan bahwa ekonomi Indonesia terancam bangkrut. Meskipun, para pejabat di bidang Ekuin selalu mengatakan tentang membaiknya ekonomi Indonesia dengan tingkat pertumbuhan yang stabil, diatas rata-rata 6 persen.

Faktor-faktor yang membuat ekonomi menuju kebangkrutan itu, seperti terbatasnya sirkulasi ekonomi dan asset ekonomi Indonesia yang hanya dikuasai segelintir orang, terutama konglomerat Cina yang sangat diuntungkan oleh para penguasa sejak zaman Soeharto.

Krisis yang mendera Indonesia berkali-kali sejak tahun 1998, sampai sekarang belum menampakkan ekonomi Indonesia pulih. Sementara itu, rakyat miskin terus dihancurkan oleh para pemilik modal yang melakukan kolaborasi dengan para penguasa, dan membiarkan rakyat miskin bergelut dengan hidup sendiri.

Di era demokrasi ini, justeru tidak memberi ruang bagi kaum miskin yang lemah, karena supra struktur kekuasaan di kuasai oleh segelintir orang yang menguasai modal dan kapital yang terus mengendalikan kekuasaan. Ujung dari situasi akan menimbulkan rasa frustasi  yang luas, dan berakhir dengan revolusi. Karena SBY gagal menciptakan keadilan bagi rakyat Indonesia.

Indonesia bakal tidak dapat mengambil manfaat apapun dalam Forum APEC di Bali, karena posisi Indonesia yang lemah dibidang ekonomi. Indonesia tergantung dengan utang luar negeri. Sementara dengan 250 juta penduduk, akhirnya akan hanya menjadi pasar asing, dan masuknya modal dan investasi asing yang menghabiskan asset Indonesia. Indonesia hanya akan menjadi  jajahan asing.Wallahu'alam.


latestnews

View Full Version