View Full Version
Jum'at, 16 Jan 2015

Kami Tidak Menghina Agama Lain dengan Karikatur

JAKARTA (voa-islam.com) - Seringkali memang syaithan membisik-bisii pikiran dan hati manusia (umat islam) agar diam saja atau nrimo tidak melakukan apa-apa dengan argumen atau contoh-contoh yang tampaknya sangat bagus dan masuk diakal.

Namanya juga syaithan adalah penipu ulung, mempunyai SEBAKUL ALASAN yang tampaknya logis, seperti contohnya dalam tulisan sebelumnya tentang pilot pesawat tidak perlu memimpin doa perjalanan, aladannya karena toh tiap-tiap penumpang bisa berdoa sendiri-sendiri.

Syaithan memang jago mencari alasan yang (tampaknya) benar. Padahal dibalik itu Islam juga mementingkan syiar Islamiyah yang bisa berbentuk tindakan show of (pamer perbuatan). Nah berdoa yang dipimpin (atau minimal pilot yang berdoa tapi diketahui oleh semua penumpang) adalah bentuk syiar Islam.

Selanjutnya, bagi orang yang punya  akal sehat, jika ibu, bapak, Istri, suami dan anak-anaknya dihina/dilecehkan, pertanyaannya ‘apa mungkin kita diamkan saja’/tidak bergeming sama sekali..... Apalagi ini Nabi yang kita cintai melebihi kecintaan kita kpd diri kita, istri dn anak-anak kita. bahkan harta benda kita.

Perhatikan ini Kaidah besarnya sbb: “ Barangsiapa mencaci maki/menghina seorang muslim, maka dia fasiq”.( Shahih Bukhari.48). “Menggunjing seorang Muslim sama saja memakan daging bangkai manusia. Karena harta benda, nyawa dan kehormatan seorang Muslim terjaga”. (HR.Muslim.2564). “Membunuh seorang Muslim, maka dia kafir, dosanya hampir setara dengan Syirik”. (HR.Ahmad IV/99. Abu Dawud.4270) dan kekal di-dalam Jahanam.(QS.An-Nisa.93).

Menumpahkan darah seorang Muslim, lebih baik Dunia dan sei-isi-nya lenyap. (Shahih anNasaiVII/82), bahkan jiwa seorang Muslim lebih mulya daripada  Ka’bah yang mulya.(HR.Tirmidzi.2032) ( membantah bahwa Muslim menyembah Kabah yang mulya ).

Dan ingat kaidah amar ma’ruf nahi munkar harus ditegakan, “Jika kalian
mampu maka rubah dengan tangan/kekuatan kalian otoritas Ulil Amri, jika
tidak dengan lisan kalian otoritas Ulama/Tholubul Ilmi, dan se-lemah-lemahnya mengingkari di-dalam hati/awwam. Maka setelah itu tidak ada lagi yang namanyake-Imanan”.( Muttafaq alaihi).

Ancaman bagi Penghina Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam

Sesungguhnya orang-orang yang menyakiti Allah dan Rasul-Nya. Allah akan melaknatinya di dunia dan di akhirat, dan menyediakan baginya siksa yang menghinakan"* (QS Al Ahzab [33]: 57).

Ayat di atas, menjelaskan tentang ancaman dan hukuman bagi orang-orang yang menghina Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam.

Asababu'n Nuzul (Sebab Turun)nya Ayat, Imam Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhum berkata, "Ayat ini turun berkenaan dengan orang-orang yang menghina Nabi Shallallahu alaihi wa sallam ketika menikah dengan Shafiyyah binti Huyay bin Akhthab radhiyallahu anha.

Sementara Adh Dhahhak meriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhum, bahwa ayat ini turun berkaitan dengan Abdullah bin Ubay dan kawan-kawannya yang menghina siti Aisyah radhiyallahu anha. Maka, Nabi Shallallahu alaihi wa sallam langsung menyampaikan khutbah
seraya bersabda. *"Siapa yang memaklumiku dari seseorang yang menyakitiku dan. menghimpun di rumahnya orang-orang yang menghinaku", lalu turunlah ayat tersebut* (At Tafsir Al Munir XXII/95).

Meskipun demikian, menurut Imam Ibnu Katsir, yang tampak bahwasanya ayat ini berlaku umum untuk semua orang yang meyakiti Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam dengan cara apa pun. Dan barangsapa yang meyakiti Nabi Shallallahu alaihi wa sallam, maka benar-benar ia telah meyakiti Allah. *Sebagaimana siapa yang mentaati Nabi Shallallahu alaihi wa sallam, maka sesungguhnya ia telah mentaati Allah Subhanahu wa ta’ala. QS.An-Nisa.80  (Tafsir Ibnu Katsir IV/249).

Allah Subhanahu wa ta’ala telah menjelaskan hal ini dalam firman-Nya, "Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan:
"Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, Maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta" (QS Al 'Ankabut  : 2-3)

Dan orang yang paling sering dan banyak mendapatkan celaan dan hinaan
adalah Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam.Dahulu, orang-orang kafir Quraisy menggunakan beragam cara dalam melakukan pelecehan terhadap Nabi Shallallahu alaihi wa sallam, seperti dengan menyakiti fisik beliau, mengganggu dan mengalihkan perhatian masyarakat dari mendengar dakwah dan ayat yang disampaikan Nabi, menghina ayat-ayat Al-Qur'an yang merupakan mukjizatnya yang agung, memboikot dan berusaha membunuh beliau.

Termasuk pelecehan terhadap Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam adalah dengan melontarkan tuduhan-tuduhan keji dan batil terhadap beliau. Seperti menuduh Nabi sebagai penyair (QS Al Anbiyaa' : 5), dukun (QS Al Haaqqah: 42), tukang sihir, pembohong (QS Shaad : 4), orang gila (QS Ash-Shaaffaat : 36) dan lain-lain.

Ayat di atas menerangkan ancaman dan hukuman bagi orang-orang yang
menyakiti Nabi Shallallahu alaihi wa sallam dengan menghina, mencela dan melecehkan manusia terbaik dan termulya di jagat alam semesta raya ini, yaitu:

Pertama: *Dilaknat oleh Allah Subhanahu wa ta’ala di dunia dan akhirat.
Yakni dijauhkan dari rahmat Allah di dunia dan akhirat. Hal ini berarti jauh keberkahan, kemakmuran, kesejahteraan hidup, pertolongan Allah dan
kebahagiaan dunia dan akhirat.

Kedua: *Disiapkan baginya siksa yang menghinakan di neraka Jahannam. Ketika menafsirkan ayat berikut, "Jika mereka merusak sumpah (janji)nya
sesudah mereka berjanji, dan mereka mencerca agamamu, maka perangilah pemimpin-pemimpin orang-orang kafir itu. Karena sesungguhnya mereka itu adalah orang-orang (yang tidak dapat dipegang) janjinya, agar supaya mereka berhenti" (QS At Taubah : 12),

Imam Al Qurthubi mengatakan, "Sebagian ulama menggunakan ayat ini sebagai dalil atas wajibnya dibunuh setiap orang yang mencerca agama Islam karena dia telah kafir ... Imam Ibnu'l Al-Mundzir berkata, “Umumnya para ulama telah sepakat (ijma'), bahwa orang yang mencela dan menghina Nabi Shallallahu alaihi wa sallam harus dibunuh.

 Di antara ulama yang berpendapat demikian adalah imam Malik, Laits, Ahmad, dan Ishaq, dan ini adalah madzhab Syafi'i”. Sementara menurut An Nu'man, tidak dibunuh .. Dan jika kami mengatakan : tidak dibunuh, maka wajib dihukum seberat-beratnya, seperti dengan dijebloskan ke penjara dan dihinakan dengan seberat-beratnya (Al-Jami’ li Ahkami'l Qur’an (Tafsir Al Qurthubi), Al Qurthubi, VIII/ 53).

Jumhur Ulama sepakat di-bunuh. Tapi yg bunuh Otoritas/Ulil Amri, bukan sembarangan orang, lihat penjelasannya dari Syaikh Fauzan: Namun, "sejarah kehidupan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam dicatat dengan tinta emas".

Meskipun begitu kasarnya pelecehan yang beliau terima dalam berdakwah, di luar medan perang, beliau tidak membalasnya dengan kekerasan, melainkan meresponnya dengan shabar.

Seperti ketika beliau Shallallahu alaihi wa sallam ke Thaif dan mendapatkan perlakuan kasar dan pelecehan dari masyarakat di sana, lalu Allah mengirim malaikat Jibril Alaihi sallam yang menawarkan bantuan dengan mengatakan, "Wahai Muhammad! Jika engkau mau aku akan hempaskan gunung Akhsyabain (dua gunung di Mekkah; gunung Abu Qubais dan satu lagi di depannya) kepada mereka".

Nabi Shallallahu alaihi wa sallam menolaknya, dengan mengatakan, "Aku justru berharap, semoga Allah mengeluarkan dari keturunan mereka, orang-orang yang menyembah-Nya semata, dan tidak menyekutukan-Nya dengan apa pun" (As Sirah An Nabawiyah fi Dhaui Al Mashaadir Al Ashliyah, Dr Mahdi Rizqullah, hal.
228, Markaz Al Malik Faishal, Riyadh, Cet. I, 1412 H/ 1992 M).

Tetapi ‘PERHATIKAN’ dalam riwayat lain  ‘Dari ‘Ali radhiallahu ‘anhu,

أَنَّ يَهُوْدِيَّةً كَانَتْ تَشْتِمُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ وَتَقَعُ فِيْهِ، فَخَنَقَهَا رَجُلٌ حَتَّى مَاتَتْ فأَبْطَلَ
رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَمَهَا.

“Seorang wanita Yahudi mencela Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan
mencaci maki beliau, kemudian seorang laki-laki mencekiknya sampai mati, maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam membatalkan (hukuman atas) penumpahan darah wanita itu”* (Sunan Abi Dawud (XII/17, no. 4340), al-Baihaqi (IX/200), dinilai jayyid oleh Syaikhul Islam dalam Sharimul Maslul).

Sesungguhnya mencintai dan memuliakan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam merupakan bagian tuntutan iman. Dan puncak dari keimanan seseorang adalah manakala lebih mencintai Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam daripada cintanya kepada kedua orang tuanya, anak, istri, saudara dan manusia siapapun juga. Seperti telah ditegaskan oleh Nabi Shallallahu alaihi wa sallam dalam sabdanya:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: فَوَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، لاَ يُؤْمِنُ
أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَده.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhum, bahwasanya Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: “Demi Allah Yang nyawaku berada di tangan-Nya. Salah seorang di antara kalian tidak beriman sehingga aku lebih ia cintai daripada bapaknya dan anaknya sendiri.” (HR. Bukhari no. 14).

Dan salah satu bukti cinta kita kepada Nabi Shallallahu alaihi wa sallam adalah membelanya ketika dihujat, dicela dan dihina. Namun, semua itu harus dilakukan secara proporsional dan tidak berlebihan. Tindakan reaktif yang berlebihan dan melampaui batas dikhawatirkan malah bisa kontraproduktif dan dapat dimanfaatkan oleh musuh-musuh Islam untuk menyudutkan Islam dan umat Islam.

Dan harus selalu kita ingat, dari Amerika Serikat muncul film yang menghujat Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam, namun dari bumi
Amerika Serikat pula muncul kekaguman terhadap Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam. Bahkan, beliau Shallallahu alaihi wa sallam dinobatkan sebagai orang nomor satu daftar manusia yang paling berpengaruh (di antara milyaran penduduk dunia) dalam panggung sejarah dunia. Hal ini dinyatakan oleh Michael H. Hart, seorang keturunan Yahudi Proffesor ahli astronomi dan ahli sejarah terkenal di Amerika Serikat dalam bukunya "The 100".

Dalam beberapa tahun belakangan ini Negara Jerman semangkin banyak yang berpindah/Convert to Islam. Bahkan ribuan orang Amerika masuk Islam pasca peristiwa 11/9 yang menghebohkan beberapa tahun yang lalu. Juga tidak sedikit tentara Amerika yang mengucapkan dua kalimat syahadat saat bertugas dalam perang Teluk. Semoga film tersebut membuka hati mereka untuk mengenal dan menerima kebenaran Risalah Ilahiyah yang dibawa Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam.

Mari kita do'akan mereka seperti Nabi Shallallahu alaihi wa sallam mendo'akan penduduk Thaif yang memusuhi dan melecehkannya "Allahumma'hdihim Fainnahum Laa Ya'lamun", Ya Allah berikan hidayah kepada mereka, sesungguhnya mereka orang-orang yang tidak faham/mengetahui.

Tapi ingat tetap kaidah Amar Maruf Nahi Munkar harus di-tegakan. Jika kalian mampu maka rubah dengan tangan/kekuatan kalian, jika tidak dengan lisan kalian, dan se-lemah-lemahnya mengingkari di-dalam hati. Maka setelah itu tidak ada lagi yg namanya ke-Imanan. (Shahih).

Dan sebenarnya jika seluruh Bangsa/Negara yg berpenduduk Muslim, dimotori oleh Pemerintah Indonesia menekan Pemerintah Perancis/Barat/Amerika, agar menekan media-media kafir tsb jangan menghina Islam, InsyaAllah kmgnkn besar tidak akan terjadi peristiwa tsb.

Dan kalau hal tersebut didiamkan terus menerus, maka jangan salahkan jika ada sebahagian ummat diluar kontrol mengambil otoritas Ulil Amri tsb, yaitu menggunakan dengan kekuatan/kekerasan. Bahkan akan menyulut perang Global. Wallahu’alam.

Semoga kejadian ini juga semakin memotivasi kita sebagai umat Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam untuk semakin mencintai Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam dan menjadikan cinta ini betul-betul bersemi di hati dan membumi, yaitu dengan cara mencintai Sunnah NabiNya shallallahu alaihi wa sallam dan terbukti dalam kehidupan sehari-hari sehingga kita pun mendapatkan curahan berkah dan ridho Ilahi. Allahumma Amin ...

Mereka hendak memadamkan cahaya Allah ( menghilangkan risalah yang
di-bawa Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam ) dengan mulut  (ucapan)  mereka, tetapi Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang kafir tidak menyukai “. QS((9)32.
Barakallahu fiik.

[Abimantrono/ Ahmad Kusyairi Suhail].

 


latestnews

View Full Version