View Full Version
Kamis, 10 Sep 2015

Uni Eropa Menjadi Rumah Masa Depan bagi Bangsa Arab dan Muslim?

BRUSSEL (voa-islam.com) - Tak pernah terpikirkan  oleh siapapun, Uni Eropa yang begitu menggelegak phobia  terhadap Islam, bahkan media-media sayap kanan, sangat rasis dan terus mengkapanyekan sikap phobia, tiba-tiba sekarang bisa menerima ratusan ribu pengungsi dari Arab, terutama Suriah.

Tak kedengaran  lagi suara-suara negatif dan menentang terhadap kehadiran para imigran dari pengunsi Arab, yang sekarang ini membanjiiri Uni Eropa. Semua mengucapkan 'welcome' dengan penuh rasa kemanusiaan. Tak kurang Perdana Menteri Jerman Angela Merkel yang menjadi pahlawan bagi para pengungsi, pun bersedia menampung ratusan ribu para pengungsi. Sungguh sangat luar biasa.

Presiden Komisi Eropa, Jean Claude Juncker, mengatakan Uni Eropa menghadapi tantangan berat dengan kedatangan para pengungsi. Dalam pidato di depan para anggota Parlemen Eropa, hari Rabu (09/09), Juncker mendesak negara-negara anggota untuk menerima kenyataan bahwa Eropa dipandang sebagai tempat perlindungan yang aman sekaligus sebagai simbol harapan bagi para pengungsi.

Ia mengusulkan agar tambahan 160.000 pencari suaka ditempatkan di seluruh negara anggota Uni Eropa dengan sistem kuota mengikat. Jerman diperkirakan akan menampung 800.000 -1 juta pengungsi asal Timur Tengah, khususnya Suriah. Masyarakat Jerman begitu antusias menyambut kedatangan para imigran. Bahkan, kelompok-kelompok masyarakat pergi langsung ke Austria dan Hongaria menjemput imigran.

Sebelumnya mengemuka usul pembagian penempatan pengungsi ke negara anggota yang kemudian ditentang sejumlah negara. Proposal Juncker menurut rencana akan dibahas oleh para menteri Uni Eropa hari Senin (14/09).

Menanggapi seruan presiden Komisi Eropa, Kanselir Jerman, Angela Merkel, menegaskan negara-negara anggota Uni Eropa mestinya langsung menyepakati kuota mengikat tanpa membatasi jumlah pengungsi yang akan diambil. Dengan kata lain Merkel mengatakan usul Juncker adalah permintaan minimum dan Uni Eropa harus menerima lebih banyak pengungsi.

Sementara itu Perdana Menteri Republik Ceko, Bohuslav Sobotka, mengatakan Uni Eropa tidak harus memfokuskan diri pada rencana-rencana baru, tapi menerapkan saja perjanjian di masa lalu soal pengungsi dan pencari suaka.

Dalam perkembangan terkait, pemerintah Australia mengatakan akan menampung tambahan 12.000 pengungsi dari Suriah dan Irak. Perdana Menteri Tony Abbott mengatakan kelompok minoritas yang mengalami penindasan, yang saat ini mencari perlindungan di Lebanon, Yordania, dan Turki, akan mendapatkan prioritas. Para pengungsi ini akan diterima dan menetap di Australia mulai akhir tahun

Seluruh media internasional, CNN, BBC, Euro News, Aljazeera, dan sejumlah media lainnya memberitakan para pengungsi dan imigran yang sekarang menghadapi tragedi kemanusiaan ini selama berminggu-minggu. Mereka terus melakukan liputan dan menjadikan berita ini sebagai 'headline' (berita utama) di media mereka. Begitu pula, media sosial terus mengkampanyekan tentang perlunya menolong para pengungsi yang sekarang terdampar di daratan Eropa.

Sementara penguasa Arab yang kaya raya, sibuk dengan agenda mereka dan tak tersentuh dengan kondisi bangsanya. Mereka sibuk dengan bagaimana menjadi 'abdi' yang baik bagi Amerika dan Zionis dalam memerangi pejuang Islam, yang ingin menggulingkan rezim Syiah Bashar al-Assad. (dita/voa-islam.com)

Editor: RF


latestnews

View Full Version