View Full Version
Kamis, 17 Sep 2015

Nilai Rupiah Terus Menurun Mendekati Rp15.000/1USD

JAKARTA (voa-islam.com) - Nampaknya rupiah sudah sangat sulit ditahan. Nilainya terus meluncur ke level paling rendah, yaitu mendekati Rp 15.000/1USD. Selain faktor lemahnya fundamental ekonomi Indonesia, melemahnya rupiah juga akibat menguatnya ekonomi Amerika dan The FED (Bank Sentral Amerika) menaikkan suku bunga. 

Mengacu data Bloomberg, Rabu (16/9) di pasar spot, rupiah menyentuh level Rp 14.459 per dollar AS atau melemah 0,35% dari sebelumnya Rp 14.408 per dollar AS. Kondisi ini akan terus berlanjut, dan sulit dibendung oleh BI sebagai penjaga stabilitas monoter. Dengan terus melemahnya nilai rupiah, maka hal ini akan menguras cadangan devisa Indonesia.

"Rupiah kembali mengalami tekanan menyusul belum terlihatnya perbaikan ekonomi domestik serta kenaikan suku bunga the Fed yang belum pasti," ujar Vice President Research and Analysis Valbury Asia Securities Nico Omer Jonckheere.

Sementara itu, suku bunga Amerika Serikat yang cenderung terus naik  September ini, diharapkan ada stimulus baru yang dikeluarkan oleh otoritas moneter AS salah satunya dengan kembali meluncurkan pelonggaran kuantitatif (quantitative easing/QE) untuk menjaga likuiditas pasar.

"Kalau misalnya the Fed menaikkan suku bunga dan tidak diikuti dengan QE, akibatnya aset di negara berkembang akan terperosok dalam, karena likuiditasnya mengering di seluruh dunia," katanya.

Sementara itu, Pengamat Pasar Uang Bank Himpunan Saudara, Rully Nova mengatakan bahwa faktor utama rupiah kembali mengalami tekanan masih dipicu dari ketidakpastian kenaikan suku bunga the Fed. Diharapkan keputusan the Fed tidak seperti pada rapat-rapat sebelumnya yang simpang siur.

"Jika the Fed menaikkan suku bunganya maka potensi rupiah melemah ke level Rp15.000 per dollar AS cukup terbuka, katanya.

Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Rabu (16/9) mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah menjadi Rp 14.442 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp 14.371 per dollar AS. Ini membuat situasi ekonomi Indonesia semakin sulit menghadapi kondisi ekonomi global. (m/dbs/voa-islam.com)

Editor: RF


latestnews

View Full Version