View Full Version
Senin, 18 Jan 2016

Untuk Masa Depan Siapkah DKI Jakarta & Indonesia Dipimpin oleh Etnis Cina? (3-habis)

JAKARTA (voa-islam.com)- Warga pribumi atau warga Betawi akan kena gusur. Dikuasai oleh etnis Cina. Termasuk pula dengan orang-orang yang berada di lingkungan institusi pemerintah. Beginilah pandangan jika masyarakat DKI Jakarta dan Indonesia dipimpin oleh etnis Cina. Siapkah kita?

Lanjutan analisa dan realita pengamat politik, Prof. Nazaruddin Sjamsudin:

“Sayangnya sebagian besar dari mereka adalah kaum pribumi, termasuk pegawai negeri.
Maka akan terjadi pergeseran warga, yaitu kaum pribumi, ke pinggiran kota, seperti Bekasi dan Depok (terutama Citayam dan Bojonggede).
Tidak percaya? Lihat saja, bagaimana warga dengan penghasilan pas-pasan menjerit karena tarif PBB yang meningkat terus.

Di tempat saya, misalnya, dalam 2 tahun terakhir naik sampai 100% menjadi Rp. 9 juta.Ujung-ujungnya nanti, mereka-mereka yang tidak sanggup lagi bayar PBB yang melangit itu akan terpaksa menjual rumah mereka dan keluar dari Jakarta.Dan itu termasuk saudara-saudara kita orang Betawi asli, dan Betawi-betawi non-kultural seperti kita-kita ini.

Tetapi jangan kuatir, kaum pribumi nanti tidak akan susah menjual rumahnya, termasuk rumah warisan leluhur. Sebab, saudara-saudara kita yang etnis Cina akan bersedia membelinya. Mereka punya kemampuan untuk itu, karena income mereka lebih tinggi daripada pribumi.

Tetapi andaikata mereka tidak mampu juga, masih ada yang akan datang dari negeri leluhur sana untuk membeli.Dalam hal ini Pemerintah juga siap memfasilitasi. Sekarang orang Asing sudah boleh memiliki rumah di sini untuk masa 80 tahun.Masa segitu lama tentu sudah lebih dari cukup untuk memasukkan 10 juta orang dari negeri leluhur.

Masih ada cara lain untuk menyingkirkan kaum pribumi dari Jakarta, termasuk dari apartemen-apartemen yang menggantikan daerah-daerah kumuh.Dalam kaitan ini, para pengembang etnis Cina menaikkan service charge sampai beberapa ratus persen, seperti di Kalibata City.Ini tentu memberi dampak naiknya harga sewa, yang tentu saja sangat memberatkan bagi tenants yang sebagian besarnya adalah pribumi.

Akibatnya, tentu mereka harus mencari hunian yang lebih murah di daerah-daerah pinggiran di Depok dan Bekasi atau Tangerang. Tersingkir lagi!Ini akan menyebabkan para pemilik apartemen tersebut, investor kecil-kecilan pribumi, terpaksa menjual aset mereka kepada investor modal kuat, Cina.Hilang satu lagi kesempatan bisnis kaum pribumi dengan segala dampak ekonominya.

Sama halnya dengan S'pore, prediksi saya, penduduk mayoritas Jakarta nanti adalah kaum non-pribumi. Nanti bisa saja terjadi ada pengalokasian warga di apartemen dan perumahan-perumahan misalnya pribumi sekian persen dan non-pri sekian persen.

 Kalau ini terjadi, bisa saja nanti penduduk pribumi di Jakarta dipencar-pencarkan, seperti di S'pore, sehingga sulit menguasai Dapil. Tidak mustahil hal ini akan terjadi pada periode kedua Ahok jadi gubernur, 2017-2022. Dan kalau itu terjadi, maka besar kemungkinan Gubernur DKI 2022-2027 berasal dari kalangan Cina juga.

Apabila perkembangan seperti ini terjadi juga di kota-kota besar kita lainnya, maka politik negeri ini akan dikuasai non-pribumi, dan seterusnya, dan seterusnya.

Saat itu S'pore akan disaingi oleh Jakart. Presiden kita nanti tidka perlu segan-segan lagi memakai nama Cina. Dan Ahok tidak perlu lagi bernama Basuki.” (Robigusta Suryanto/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version