View Full Version
Selasa, 09 Feb 2016

Satu Anggota Brimob Tewas dalam Kontak Senjata dengan Kelompok MIT di Poso

POSO, SULAWESI TENGAH (voa-islam.com) - Seorang anggota Brimob tewas dalam kontak senjata dengan sejumlah orang yang diduga kelompok Mujahin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Santoso di pos Brimob Sanginora Kecamatan Poso Pesisir Selatan, Poso, Sulawesi Tengah hari Selasa (9/2/2016).

Brigadir Wahyu Syaputra, personel Brimob yang tergabung dalam operasi Tinombala tewas terkena tembakan saat tengah melakukan pemeriksaan terhadap kendaraan yang melintas di wilayah tersebut.

Menurut Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Polri, Brigjen Agus Rianto peristiwa itu terjadi hari Selasa (9/2/2016) sekitar pukul 10.25 WIT di pos pemeriksaan jalur Poso-Napu.

"Penembakan dilakukan oleh seseorang yang berada di sebuah mobil ke anggota kami yang sedang melakukan tugas PAM situasi di Poso," ujar Agus, di Mabes Polri seperti dilansir Republika.

Agus melanjutkan bahwa saat itu aparat tengah melakukan sweeping terhadap mobil yang melintas. Namun, saat aparat mendekati mobil pelaku, salah seorang dari kelompok itu menembak Wahyu Syaputra.

Peluru yang ditembakkan pelaku mengenai dagu sebelah kanan Wahyu Syaputra tembus ke bagian belakang kepala sehingga mengakibatkannya tewas. Aparat kemudian melakukan tembakan balasan dengan menembaki para pelaku menyebabkan dua orang dari kelompok tersebut meninggal dan tiga lainnya meloloskan diri ke dalam hutan.

Aparat keamanan mengamankan satu senjata api jenis revolver serta beberapa logistik beras yang dibungkus dengan karung dalam peristiwa tersebut.

Agus mengatakan hingga kini aparat masih mendalami apakah pelaku dipastikan kelompok Santoso. "Kami masih mendalami," katanya.

Mengutip Berita Satu, saat ini diperkirakan ada sekitar 45 orang kelompok MIT yang diyakini bersembunyi di pegunungan di Poso. Untuk mengejar mereka TNI-Polri menggelar Operasi Tinombala 2016, sebuah operasi di bawah komando Polda Sulteng yang melibatkan sekitar 2.000 personel gabungan TNI-Polri.

Operasi itu dimulai sejak 10 Januari hingga 10 Maret 2016 dan tetap menarget kelompok yang dipimpin Santoso tersebut yang hingga saat ini belum semuanya berhasil ditangkap. (an/rpb,bs)


latestnews

View Full Version