View Full Version
Selasa, 05 Apr 2016

Jika Kematian Siyono Akibat Pelanggaran SOP, Kapolri Akan Beri Sanksi Anggota Densus yang Bertugas

JAKARTA (voa-islam.com)--Kapolri Jenderal Badrodin Haiti merespon hasil sementara autopsi jasad Siyono yang dilakukan tim dokter forensik Muhammadiyah.

Menurut Badrodin, Polri akan mencocokan dan membandingkan kedua hasil autopsi, baik dari Densus 88 maupun dari PP Muhammadiyah.

Badrodin mengakui proses evaluasi internal Polri melalui Propam sudah selesai. Ia baru bisa menyampaikannya ketika sudah ada hasil final autopsi dari Muhammadiyah.

Seperti dikutip Republika Online, Badrodin bercerita, memang saat penangkapan Siyono tidak dalam posisi diborgol. Sebab, keterangan dari penyidik Densus 88, Siyono kooperatif saat ditangkap. Namun, memang dalam perjalanan terjadi perlawanan dari Siyono sehingga tim Densus 88 harus memukul Siyono.

Hasil pukulan tim Densus 88 tersebut terbukti dari adanya beberapa luka lebam di wajah Siyono dan terdapat patah kaki. Hasil luka ini tak pelak membuat Densus bersalah, menurut Badrodin. Namun, jika memang terbukti bersalah adanya penganiyaaan hingga mati, maka anggota Densus yang melakukan operasi saat itu akan dikenakan sanksi kode etik.

"Saya katakan ya semua tentu harus dijelaskan. Oleh karena itu saya sampaikan silakan lanjutkan autopsi bagian dari kontrol sosial. Jika memang salah itu bagian dari risiko Densus," kata Badrodin.

Badrodin mengatakan, jika pelanggaran adanya terjadi pemukulan dan melanggar SOP maka pasti ada sanksi kode etik. Namun, jika sampai ada pelanggaran melalui tembakan, maka ada sanksi pidana.

"Kita tunggu dulu hasilnya," kata Badrodin.* [Syaf/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version