View Full Version
Rabu, 13 Apr 2016

Masyarakat, Belajarlah Sejarah bahwa Cina yang Akan Raih Keuntungan dari Reklamasi

JAKARTA (voa-islam.com)- Penggusuran pemukiman warga yang kerap terjadi di DKI Jakarta mungkin saja dapat dianalogikan seperti Israel menjajah Palestina. Awalnya Israel hanyalah wilayah yang memiliki sedikit tanah, yang kemudian menjadi besar karena adanya intrik dan lobi-lobian (seperti di Indonesia). Dan inilah konflik yang kini menjangkit warga asli: Betawi.

Pemikir Islam, Haikal Hassan pun mempertanyakan tidakkah masyarakat belajar dari sejarah di atas yang hingga saat ini dapat disaksikan betapa kejamnya dan liarnya Israel. “Tidakkah kalian belajar dari sejarah? Inilah awal mula konflik di manapun. Termasuk Palestina dan Israel. Inilah yang disebut ‘Perang Tanah’. Inilah neoliberalisme baru di belahan Timur sana. Kini terjadi di tanah sendiri. Di negeri tercinta ini. Bahkam di tanahku: Betawi,” tulisnya, pada akun Twitter pribadi miliknya, @haikal_hassan, kemarin.

Belum lagi pembangunan jalur kereta api cepat yang menurutnya akan menggusur rakyat kecil. Dan yang lagi-lagi yang diuntungkan tentunya para pengusaha Cina. “Proyek reklamasi Teluk Jakarta oleh Cina ini juga menyingkirkan kelompok nelayan dan lagi-lagi memanjakan para taipan bisnis. Pembangunan jalur kereta api cepat Jakarta-Bandung oleh Cina ini tentu menggusur rakyat kecil dan membangun Taipan bisnis efeknya.”

Masyarakat harus tahu, bahwa kini di kawasan Pluit dan sekitarnya itu kini banyak dihuni oleh orang-orang yang beretnis Cina. Termasuk kawasan Ancol pada tahun 1982. Belum lagi ia menyebut hutan bakau yang kini menjadi perumahan elit bernama Pantai Indah Kapuk  pun hasil dari reklamasi.

“Ingat reklamasi pantai Pluit sepanjang 400 meter di awal decade 80-an kemudian jadi pemukiman mewah bernama Pantai Mutiara. Buat siapa? Tahun 1982, reklmasi menjadikan Taman Ancol. Tahun 1991, kawasan hutan bakau Kapuk direklamasi jadi perumahan mewah Pantai Indah Kapuk.” (Robi/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version