View Full Version
Jum'at, 29 Apr 2016

Pribumi Mutlak Miliki Indonesia, Bila Ada Orang Cina Tidak Ikut Aturan, maka Usir Saja!

JAKARTA (voa-islam.com)- Pengamat Etnisitas sekaligus pengamat politik, Muhammad Dahrin La Ode menjelaskan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ini adalah mutlak milik pribumi. Di dalam sejarah, Indonesia ia katakan terbentuk dari hasil perjuangan murni karena satu sepenanggungan, bukan karena warga Asing seperti Cina, Belanda, ataupun Arab yang hanya menumpang.

NKRI itu didirikan oleh pribumi. Dan NKRI milik pribumi. Yang lain itu tidak dibenarkan memilikinya. Mereka itu adalah para tamu,” sampainya, kemarin (28/04/2016), di kawasan Manggarai, Jakarta. Sehingga bila ada yang menyatakan bahwa orang Asing itu tidak mengikuti aturan yang ada di Indonesia, maka sepantasnya diusir saja.

Sedangkan isu yang mencuat adanya golongan yang menyebut bahwa satu Negara dikatakan SARA, maka ia berpendapat bahwa itu hanyalah bagian dari strategi mereka agar diakui sejajar dengan suku-suku lainnya di Indonesia. Mereka “cari muka” untuk raih simpati.

“Jika ada yang menyebut Cina itu sebagai SARA maka hal itulah yang diperlukan mereka (imigran). Dan bagi saya, golongan semacam itu tidak mengerti akan adanya Pancasila dan keragaman. Nah, jika Cina tidak dapat mengikuti aturan yang berlaku di sini, maka pengusiran pun dapat dilakukan, jika mereka tidak mematuhi dan membantu Indonesia,” jelasnya.

Justru sebaliknya, bila mereka tidak ingin disebut orang Cina, sudah dapat dipastikan mereka tidak mengikuti aturan yang ada di Negara ini. Pasalnya, mereka itu sama saja golongan ornag yang mengenyampingkan ke-Bhinekaan yang dimiliki NKRI.

“Jadi jika mereka tidak disebut orang Cina, maka mereka itulah yang tidak tegakkan Bhineka Tunggal Ika. Dan bila ada pribumi yang bahkan tidak mengerti, maka diberitahu. Nah, jika orang Cina juga tidak mengerti setelah diberitahu, ya, usir saja,” sambungnya.

Apa yang disebutkan olehnya itu telah ada teori. Dan teori ini sudah digunakan di seluruh Negara, seperti Inggris dan lainnya. (Robi/voa-islam.com)

 


latestnews

View Full Version