View Full Version
Selasa, 08 Nov 2016

Jokowi Presiden Pertama Hindari Jutaan Rakyat di Dunia, Permalukan Dirinya dan Keluarga

JAKARTA (voa-islam.com)- Joko Widodo nampaknya sedang mempermalukan dirinya sendiri soal penistaan agama Islam yang dilakukan oleh Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Tidak hanya itu, keluarganya punmau tidak mau terkena imbas malu terhadap sikapnya melihat ucapan sewenang-wenang Ahok terhadap surat Al-Maidah ayat 51.

“Diterima atau tidak, penolakan dari Presiden Joko Widodo berakibat dia sedang mempermalukan diri dan keluarganya, walau itu tidak dirasakan, menurunkan bobot wibawanya sebagai Presiden, dan hilangnya penghargaan dan penghormatan masyarakat terhadap lembaga kepresidenan dan pribadinya,” kata Ichsanuddin Noorsy, melalui siaran persnya yang didapat voa-islam.com, beberapa waktu lalu.

Semestinya Jokowi sadar bagaimana pendahulunya pernag ditolak berkunjung akibat kasus besar. Dan hal itu dinilai sudah cukup sebagai penghinaan walaupun nampak tersembunyi.

“Mestinya, Joko Widodo ingat bagaimana Presiden SBY dan Wakil Presiden Boediono ditolak hadir di berbagai kampus akibat kasus Bank Century. Walau mengakhiri jabatan sesuai dengan agenda ketatanegaraan, namun penolakan itu sendiri sudah bermuatan penghinaan terselubung. Itulah risiko demokrasi liberal.”

Makanya jangan menganggap aneh bila akhirnya Jokowi Presiden pertama di dunia yang ditemui rakyatnya tetapi justru memilih kabur. “Pada demonstrasi 4 Nop 2016, orang kemudian berpendapat bahwa Joko Widodo adalah Presiden pertama di dunia yang lari saat rakyat berniat baik menjumpainya. Artinya, ummat Islam yang sudah diperangkap dengan demokrasi liberal masih mematuhi suatu sistem sosial politik berbasis kebebasan individu.

Dalam kepatuhan itu, tuntutan kelayakan dan kepantasan mereka ditolak.”

Menurut Noorsy, kalangan pembela Joko Widodo pasti menyatakan, sistem sudah berjalan. Wapres dan sejumlah menteri sudah mewakili Presiden Joko Widodo. Masyarakat kembali merespon, rupanya Presiden tidak mampu membuat skala prioritas.

“Memeriksa fisik pekerjaan yang bisa diwakilkan dan pantas dilaksanakan menurut sistem organisasi modern, ternyata jauh lebih penting dari pada menghargai dan menghormati masyarakat yang mayoritas beragama Islam. Jelas, kilah berkilah untuk membela posisi diri pasti dilakukan.” (Robi/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version