View Full Version
Senin, 14 Nov 2016

TNI Lahir dari Laskar Islam, Milik Negara, Bukan untuk Kepentingan Politik

JAKARTA (voa-islam.com)- Pengamat politik dan intelijen, John Mempi menyatakan TNI lahir dari rahimnya umat Islam. Berawal dari laskar Hizbullah, juga ada unsur Pembela Tanah Air (PETA) dan dari KNIL.

“Semua itu dari umat Islam. Sejarah awalnya itu TNI berawal dari laskar. Ada unsur PETA dan KNIL. Dan itu pun dari Syarikat Islam,” sampainya, Ahad (13/11/2016), di Jakarta.

Namun saat itu dengan kekuatan umat Islam yang ada pemerintahan Belanda trauma. Akhirnya tinggallah PETA dan KNIL. Singkat cerita akhirnya hanya KNIL-lah yang dapat masuk ke dalam TNI.

Pada tahun 1945, menurut Mempi berkumpullah para elit di Yogya untuk memilih panglima yang pertama. berbagai calon datang, di antaranya Jendral Soedirman dari Muhammadiyah, yang akhirnya menduduki posisi tersebut.

Sebelum panglima Soedirman menjabat sebagai panglima, ada diskusi yang menurut Mempi cukup keras. Diskusi keras lantaran karena ada kalangan umat Kristen. akhirnya laskar Hizbullah dihabisi pada tahun 1948. Tinggallah hanya PETA dan KNIL. Akan tetapi, hingga era Soeharto, “alumni” KNIL tetap memegang peran.

Kemudian, terkait dengan kunjungan Jokowi yang intens ke barak dan pos polisi menurutnya dapat dipandang dua sisi. Pertama ada bahasa bahwa Jokowi dapat menggerakkan TNI.

“Jokowi itu perlu tahu bahwa TNI akan bergerak harus sesuai dengan standard yang telah ada. Termasuk parameternya. Dan seorang panglima juga tidak akan mampu berdiri sendiri,” tambahnya.

Dan Jokowi juga seharusnya tahu bahwa TNI itu bukanlah milik golongan atau personal. “TNI itu alat negara, bukan milik yang lain (golongan),” tutupnya. (Robi/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version