View Full Version
Selasa, 05 Jan 2010

Awas Tipuan Kaligrafi Arab dan Shalat Rabbaniyah

alt
Adrian Nurhidayat adalah seorang remaja facebooker sejati. Siang-malam, hampir seluruh waktu luangnya diisi dengan aktivitas jejaring sosial yang memang sedang ngetren itu. Bangun tidur, yang pertama kali dilakukan adalah cek status.

Untungnya, sebagai remaja muslim, ia salurkan hobinya untuk dakwah meski dengan sebatas ilmunya. Suatu ketika ia berkenalan dengan seorang facebooker Muslim lain dari pulau seberang. Adrian tertarik berkenalan dengan facebooker itu karena diskusinya bermuatan islami, dan dalam photo profilnya terpampang kaligrafi cantik bertuliskan khat Arab “Abana.” Setelah diamati lebih detil, khat “abana” ini dilingkari khat Arab “alladzii fis-samaawaat. Penasaran, dicarinya, ayat yang dimaksud dalam Al-Qur’an Digital. Ternyata kalimat tersebut tidak ditemukannya dalam Al-Qur’an.

“Ayat kunaon eta, Pak?” tanya remaja asal Bogor ini pada penulis. Dengan santai penulis jelaskan, “Halah, ente jangan ketipu! Itu adalah ayat Bibel yang terkenal di kalangan kristiani.” Kami jelaskan lebih lanjut bahwa “abanalladzii fis-samawat” terjemahan Arab dari Doa Bapa Kami yang diambil dari Injil Matius 6:9-13.

Setelah paham, Adrian buru-buru menegur teman facebooker-nya agar mencopot kaligrafi Kristen dari foto profil. Jangan tertipu oleh misi Kristen. Tak lama kemudian, foto tersebut diganti oleh pemiliknya dengan ungkapan terima kasih atas nasihatnya. Ia baru tahu makna kaligrafi itu, padahal sudah bertahun-tahun kaligrafi itu terpampang di profilnya.

Kisah nyata ini adalah sekelumit kisah remaja yang terkecoh dengan strategi kontekstualisi Kristen. Meski tak sampai berganti aqidah, kisah ini patut dicermati, karena masih banyak lagi jebakan “kontekstualisasi” Kristen.

Jauh sebelumnya, ayat “abana alladzii fis-samawati’ (Bapa kami yang berada di sorga) sudah dipakai oleh aktivis Kristen dengan sebutan “Shalat Rabbaniyah.” Ignatius Bambang Soetawan, alumnus Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Prajnawidya Yogyakarta, mempopulerkan “Shalat Rabbaniyah Kristiani” sebagai judul buku yang ditulisnya. Cover depannya pun dihiasi kaligrafi Abana.

Istilah shalat yang dipakai penginjil ini jelas mengacaukan. Di gereja istilah shalat tidak populer, sementara di kalangan Islam shalat dengan ayat Injil tidak ada tuntunannya. (Ahmad Hizbullah)


latestnews

View Full Version