View Full Version
Senin, 08 Feb 2010

Hancurnya Impian Obama

 

alt

Presiden berkulit hitam pertama Amerika yang berdarah campuran bermaksud untuk menjadi mercusuar  bagi harapan yang tidak hanya bagi negara-negara barat, melainkan juga  bagi seluruh bangsa di dunia.   Akan tetapi, mimpi terkadang berbenturan dengan kenyataan ketika tahun berlalu dan tidak ada satu pun  prestasi yang ia peroleh.  Baik di dalam maupun di luar negeri, Obama gagal menyampaikan makna pesan “Kita Percaya Bahwa Kita Mampu Berubah”.

Di dalam negeri sendiri ia pun memiliki serangkaian kemunduran yang cepat membalikkan mimpinya menjadi sebuah mimpi buruk.  Janji kampanye yang berhubungan dengan ekonomi, kesehatan dan lingkungan tak tampak mengalami sedikit pun  perubahan.  Bukan hanya karena masih ada masalah besar  dalam ketersediaan lapangan kerja bagi  jutaan  warga miskin Amerika, tapi Obama pada saat ini juga dahadapkan pada kesulitan untuk mengendalikan  perilaku yang tidak bertanggung jawab dari para direktur bank,  yang menyatakan “Kenapa harus ada kabijakan memberikan  kompensasi eksekutif  bagi  para banker wall street,  tetapi bukan silicon valley pengusaha atau pemain sepak bola Amerika?” . Ini adalah respon dari para direktur bank yang serakah.

Dari segi lingkungan dan bidang lain yang juga mengecewakan, seperti para pendahulunya, Obama mengeluarkan isu pengurangan emisi  rumah hijau, yang bahkan tertinggal di belakang China dalam hal kuota efisiensi bahan bakar. Ditambah lagi, isu yang paling penting adalah mengurangi emisi secara keseluruhan, Obama menolak pengajuan pengurangan 20% dari level  2020 ke level 1990.

Hadiah nobel perdamaian Obama juga  datang bersamaan meningkatnya kekacauan  di Afghanistan dan Pakistan, sementara ia mempertahankan kepemilikan Irak.  Visinya adalah memiliki kepastian yang tetap  dengan sasaran luar negeri di tahun lalu, mengingatkan warga Amerika akan penyebaran  lebih dari 30.000 tentara Amerika  di Afghanistan.  Hal ini mengakibatkan ribuan orang meninggal dunia dan dan banyak keluarga sekarang tinggal di tenda pengungsian.

Kegagalan terus menerus yang terjadi di Timur Tengah pada mulanya adalah karena ia member harapan berupa uluran angan untuk membantu permasalahan di Palestina, di mana pada pidatonya di sebuah universitas di Mesir pada bulan Juni, ia mengatakan “Jangan khawatir dengan situasi orang-orang  Palestina  yang tidak bertoleransi, Amerika tidak akan membalikkan tangan untuk mengesahkan  aspirasi Palestina untuk martabat, kesempatan, dan keadaan mereka”.  Kenyataannya, hal itu sangat jauh dari fantasi retorika Obama. Tahun lalu telah membuktikan, ia hanya melanjutkan kebijakan Bush untuk menahan  Israel  sambil memelihara hubungan yang menguntungkan.

Israel melanjutkan untuk membangun dukungan meskipun Obama berkali-kali mengingatkan agar menghentikan konstruksi, yang dapat memecahkan konsentrasi  Obama dari negosiasi antara pihak yang bertikai.

Kegagalan untuk  berkuasa di Israel meningkatkan penampilan janggal Obama, lebih mengekspose agenda Obama bukan pada dukungan terhadap Palestina melainkan mengontrol masalah-masalah kecil.

Sebagai umat Nabi shalallahu ‘alaihi Wasalaam, kita tidak merasa heran atau kecewa dengan konsekuensi  ini di sepanjang tahun. Putaran kekecewaan hanya akan membuat kita jatuh jika kita menganalisa masalah dan kita terkurung di dalamnya. Jalan untuk memahami tiap-tiap Negara atau pemimpinnya adalah, pertama-tama harus mengerti sudut pandang mereka.  Jalan yang mereka anut bagi jalan hidup mereka, dan bagaimana mereka memecahkan masalah mereka.

Amerika akan melanjutkan pertumpahan darah dari dua perang, dimana sekarang lebih lama dari Perang Dunia II. Hanya konsistensi Obama yang akan membuktikan bahwa ia akan melanjutkan kebijakan pembangunan oleh kebijakan luar negeri yang sama dengan era Bush. Dan Obama tidak berencana untuk menyimpang dari garis kebijakan itu.

Sebagai umat Nabi SAW, menghadapi cengkeraman  para pemimpin-pemimpin Barat, kita sebagaimana Beliau dan para sahabat, menahan cobaan ini dengan penuh tawakal dan konsisten mengikuti sunnah Rasulullah SAW serta melanjutkan jalan Islam dan membawanya dalam kehidupan kita untuk hidup dengan Khilafah. (meta susanti/khilafah.com)

 


latestnews

View Full Version