View Full Version
Jum'at, 12 Mar 2010

LSM Liberal Menyerang Islam

Kaum muslimin rahimakumullah,
Kesaksian Luthfi As Syaukanie, Koordinator JIL dalam sidang Uji Materi UU Penodaan Agama di Mahkamah Konstitusi beberapa waktu lalu menodai Islam dan melukai umat Islam.
 
Tanpa merasa berdosa koordinator JIL ini mensejajarkan Nabi Muhammad Saw dengan nabi palsu Lia Aminudin (Lia Eden). Ia menyatakan bahwa kesalahan Lia Aminuddin persis sama dengan kesalahan Nabi Muhammad di awal kemunculan Islam.
 
Koordinator LSM liberal yang didanai AS melalui The Asia Foundation itu mengatakan :
“… Setiap pemunculan agama selalu diiringi dengan ketegangan dan tuduhan yang sangat menyakitkan dan seringkali melukai rasa kemanusiaan kita. Ketika Rasulullah Muhammad SAW mengaku sebagai nabi, masyarakat Mekah tidak bisa menerimanya. Mereka menuduh nabi sebagai orang gila dan melempari beliau dengan kotoran unta.
 
Para pengikut nabi dikejar-kejar, disiksa dan bahkan dibunuh seperti yang terjadi pada Bilal bin Robah sang muadzin dan keluarga Amar bin Yasir. Hal serupa juga terjadi pada Lia Aminuddin ketika dia mengaku sebagai nabi dan mengakui sebagai Jibril. Orang menganggapnya telah gila dan sebagian mendesak pemerintah untuk menangkap dan memenjarakannya. Kesalahan Lia Aminuddin persis sama dengan kesalahan Kanjeng Nabi Muhammad, meyakini suatu ajaran dan berusaha menyebarluaskannya”.
 
Kaum muslimin rahimakumullah,
Jelaslah bahwa koordinator JIL itu telah menyamakan Rasulullah saw. dengan Lia Eden dan kaum kafir Quraisy dengan kaum muslimin di Jakarta. Tentu ini adalah suatu dusta yang jelas-jelas tidak sesuai dengan fakta yang tidak layak disampaikan oleh orang yang akalnya sempurna.
 
Nabi Muhammad saw. adalah seorang Nabi utusan Allah SWT yang haq, sedangkan Lia Eden adalah ibu rumah tangga mengaku dirinya sebagai nabi, lalu mengaku sebagai istri Jibril, dan belakangan mengaku sebagai jibril itu sendiri yang tentu semua pengakuannya adalah palsu, batil, tanpa bukti yang nyata!
 
Sayyidina Muhammad Rasulullah saw. adalah utusan Allah yang membawa Kitabullah Al Quran dan membawa Islam yang merupakan dinul haq, sedangkan Lia Eden adalah orang yang membuat agama baru yang dia sebut salamullah, yang mencampuradukkan ajaran Islam, dengan agama-agama lainnya bahkan telah mengumumkan menghapuskan agama Islam dan lalu menghapuskan semua agama.
 
Kaum muslimin rahimakumullah,
Apa yang disampaikan Luthfi As Syaukanie di ruang sidang MK beberapa waktu lalu tampaknya bukanlah suatu kebetulan atau suatu bentuk ketidak-sengajaan. Tapi merupakan pandangan stereotip tentang Islam dan Rasulullah saw. Pandangan yang di-set up bahwa agama itu bisa dibuat oleh siapa saja, kapan saja, dan dimana saja.
 
Membuat agama dan mengaku nabi, bahkan mengaku sebagai tuhan sekalipun adalah hak asasi manusia (HAM) yang wajib dihormati, tidak boleh diganggu gugat dan dilindungi oleh konstitusi. Dan pandangan seperti itu dipasarkan dan dipaksakan agar diadopsi umat Islam disertai stereotip bahwa ajaran Islam dan para aktivis Islam itu harus diberi citra buruk! Tujuannya tidak lain adalah menggoyahkan aqidah umat yang awam dan meminggirkan para aktivis Islam dengan cap-cap buruk.
 
Ini bisa kita lihat pada pernyataan para aktivis LSM Liberal lainnya. Sebut saja tulisan Muhammad Monib dari Nurcholis Majid Society yang dimuat harian Pelita (12/2). Dalam artikelnya yang berjudul “Agama No, Kebaikan Yes” (yang ternyata dalam tulisan berikutnya (19/2) adalah berjudul “Islam No, Kebaikan Yes”),
 
Monib yang mengaku alumnus Pondok Gontor itu menulis:
“Yang saya sesali dan sangat prihatin, karena "iman" ini, bila ada seseorang atau kelompok menyeleweng, umat dengan ringan tangan menyiksa, mengusir, bahkan bila aparat hukum telat, nyawa kaum Ahmadiyin, komunitas Lia Eden atau Ahmad Moshaddiq melayang. Harga diri dan nyawa manusia, bila telah menodai paham dan "kebenaran" selera mayoritas tidak lagi berharga. Saya ingin membuat komparasi sederhana. Parameternya dakwah dan citra Islam. Manakah yang lebih terasa menodai dan mencideral citra Islam? Kerasulan Mirza atau aksi-aksi nahi mungkar ala kelompok dengan klaim diri pembela Islam?...”
 
Dalam tulisannya yang lain yang berjudul “Rasul dalam Diri Manusia itu Bernama Akal” yang dimuat di Pelita (5/3) mensejajarkan para Nabi utusan Allah dengan Hermes, Sidharta Gautama, dan Khong Hu Cu. Monib menulis: “Seperti kita ketahui. Tuhan mengirim dua utusan pada setiap pribadi atau umat. Pertama. Nabi atau Rasul yang diutus untuk menyampaikan seruan, panduan dan spirit kehidupan, ancaman dan kabar gembira. Nabi atau rasul merupakan utusan dan duta Tuhan di luarjlwa manusia. Mulai sejak Adam. Nuh. Syam. Hermes. Sidharta Gautama. Khong Huchu. Ibrahim, lshaq. Ismail, lsa. Musa dan Muhammad. Formulasi ajarannya bernama agama…”.
 
Kaum muslimin rahimakumullah,
Apa yang disampaikan Luthfi As Syaukanie dan aktivis LSM liberal lainnya bukan saja merupakan bentuk pernyataan bohong yang tidak sesuai dengan faktanya, tapi juga merupakan suatu bentuk serangan kepada Islam, kehormatan Rasulullah saw. dan menjatuhkan martabat beliau saw. Apakah seorang yang masih mengaku muslim boleh menyerang kehormatan dan menjatuhkan martabat Rasulullah saw.?
 
Apakah mereka tidak pernah membaca firman Allah SWT:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu melebihi suara nabi, dan janganlah kamu Berkata kepadanya dengan suara yang keras, sebagaimana kerasnya suara sebagian kamu terhadap sebagian yang lain, supaya tidak hapus (pahala) amalanmu, sedangkan kamu tidak menyadari. (QS. Al Hujurat 2).
 
Meninggikan suara lebih dari suara nabi atau bicara keras terhadap nabi adalah suatu perbuatan yang menyakiti nabi. Karena itu terlarang melakukannya dan menyebabkan hapusnya amal perbuatan. Bagaimana pula dengan menyamakan Nabi saw. dengan Hermes, Khong Hucu, dan Sidharta Gautama, dan lain-lain yang tidak ada keterangannya dari Al Quran dan As Sunnah?
 
Apalagi menyamakannya dengan nabi-nabi yang palsu yang mengklaim dirinya nabi seperti Musailamah, Mirza Ghulam Ahmad, Lia Eden, dan lain-lain? Apakah dia tidak pernah membaca bahwa Rasulullah saw. dan para sahabatnya menghukum mati orang yang mengakui kenabian Musailamah al Kaddzab dan tidak mau bertobat kembali kepada ajaran Islam? Sungguh kebodohan mereka yang disertai kebencian kepada Islam tidak pantas dibiarkan oleh umat yang masih mengaku dirinya umat Nabi Muhammad saw.
 
Oleh karena itu, siapapun muslim yang punya kekuasaan di negeri ini, apakah presiden, menteri agama, menteri dalam negeri, jaksa agung, ataukah mahkamah agung dan mahkamah konstitusi, wajib hukumnya segera melarang dan membubarkan LSM-LSM liberal yang secara sistematis menyerang dan merusak Islam itu. Bukankan Rasulullah meminta para sahabatnya mengambil tindakan untuk mengeksekusi Ka’ab bin Al Asraf, seorang tokoh Yahudi yang menyakiti Rasulullah saw.?
 
Setiap orang mukmin pasti terikat dengan firman Allah SWT:
Sesungguhnya kami mengutus kamu sebagai saksi, pembawa berita gembira dan pemberi peringatan. Supaya kamu sekalian beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, menguatkan (agama)Nya, membesarkan-Nya. dan bertasbih kepada-Nya di waktu pagi dan petang. (QS. Al Fath 8-9).
Baarakallah lii walakum

latestnews

View Full Version