Mantan Dirjen Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) dalam buku catatan memorial menulis detail pembicaraannya dengan para pejabat AS yang berupaya memulai perang Irak.
Menurut rencana, buku memorial Elbaradei yang berjudul "Menjauh Secara Bertahap dari Tragedi" akan dipublikasikan pada tahun 2011 oleh penerbit Hallet. Penerbit Hallet dalam pernyataannnya mengatakan, "Buki ini penuh dengan fakta-fakta kontroversi nuklir. Berdasarkan pernyataan Elbaradei dalam buku tersebut, ia mengungkap pembicaraan antara tim inspeksi senjata PBB dan para pejabat tinggi AS sebelum invasi ke Irak pada bulan Maret, tahun 2003.
Elbaradei yang saat ini menjadi seorang pembela hukum dan diplomat senior Mesir, disebut-sebut sebagai calon kuat kandidat presiden Mesir. Sejak tahun 1997, Elbaradei menjabat sebagai Dirjen Tenaga Atom Internasional (IAEA) selama 12 tahun.
Dua pekan sebelum invasi AS ke Irak, Elbaradei menyatakan tidak adanya bukti bahwa Presiden Irak saat itu, Saddam Hussein, menyimpan senjata destruksi massal. Elbaradei setelah mengeluarkan pernyaataan tersebut, meminta waktu lebih banyak untuk menyelidiki klaim ini.
Kepada Dewan Keamanan(DK) PBB, Elbaradei mengatakan, sebagian besar data AS dan Inggris terkait senjata nuklir adalah infaktual. AS dan Inggris tidak berhasil meyakinkan DK PBB terkait keberadaan senjata destruksi massal di Irak. Akhirnya, kedua negara ini menyerang Irak tanpa persetujuan lembaga internasional. Tidak lama kemudian setelah invasi ke Irak, kebenaran ternyata ada di pihak Elbaradei. Hingga kini, AS dan Inggris tidak berhasil menemukan senjata pembunuh massal yang dijadikan alasan untuk menyerang Irak.
Para pejabat PBB yang mengenal baik Elbaradei, mengatakan, mereka berharap Mantan Dirjen IAEA ini menngungkap fakta-fakta perang Irak yang disebutnya sebagai sebuah kekalahan total bagi AS." (mj/ir)