Bagi Ekonom Hendri Saparini, penundaan lawatan Presiden Amerika Serikat Barack Hussein Obama ke Indonesia bukan sesuatu yang mengejutkan. Director Managing Econit Advisory Group ini telah membaca tiga signal sebelumnya bahwa Presiden ke-44 Amerika Serikat itu bakal batal atau ditunda mengunjungi negara tempat ia pernah dibesarkan.
Pertama, menurut Hendri, Obama sedang menghadap masa yang krusial untuk menunjukkan perubahan paradigma ekonomi-sosial yang berpihak pada kelompok menengah ke bawah melalui RUU Jaminan kesehatan.
“Bagi Obama ini masa injury time untuk menunjukkan perubahan ekonomi dan sosial yang pro terhadap kelompok menengah ke bawah. Jaminan kesehatan ini tidak hanya asuransi yang hanya menjamin orang yang bekerja. Tapi juga kelompok kecil yang tidak bekerja, juga akan dijamin,” urainya.
Kedua, paparnya, sebelum kepastian penundaan Obama, telah terjadi bebagai macam perubahan dan polemik, apakah kunjungan Obama, merupakan lawatan resmi kenegaraan atau hanya kunjungan nostalgia semata. Juga perubahan soal jadwal yang terus berubah. Begitu juga, lanjutnya, tempat-tempat yang akan disinggahi Obama di Indnesia juga terus berubah.
“Ini signal bahwa tidak ada sesuatu agenda yang urgen bagi Amerika untuk mengunjungi Indonesia,” jelasnya.
Terakhir, masih kata ekonom berjilbab ini, paradigma ekonomi Obama berbeda dengan paradigma ekonomi pemerintahan SBY. Obama, katanya, telah melakukan dan mengkoreksi kebijakan pemerintah sebelumnya yang sangat pro pasar. Sementara Indonesia, tidak ada perubahan, bahkan melanjutkan dari periode sebelumnya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Obama menunda lawatannya ke Indonesia pada bulan Juni mendatang dari sebelumnya dijadwalkan pada 23 Maret, bulan ini. (rm/mj)