Sejumlah Ormas Islam siap berdiri dibelakang mantan Kabareskrim Mabes Polri, Komjen Polisi Susno Duadji, dari upaya pihak tertentu yang ingin mencelakakan bahkan membunuhnya. Pasalnya, setelah Susno Duadji mengungkapkan adanya makelar kasus (markus) pajak sebesar Rp 24,6 miliar yang melibatkan sejumlah petinggi Mabes Polri termasuk dua jenderal bintang satu, jiwanya semakin terancam. Bahkan gerak-gerik Susno Duadji terus diawasi intelijen polisi dari waktu ke waktu.
“Laskar Islam siap habis-habisan membela Susno Duadji dari upaya apapun untuk mencelakakan dirinya, termasuk dari para preman bayaran yang ditugaskan untuk melukainya bahkan membunuhnya,” tegas perwakilan laskar Gerakan Reformis Islam (Garis) seusai konfrensi pers Ormas Islam untuk mendukung Susno Duadji di Markas MER-C Kramat Lontar, Jakarta (25/3). Memang ditengarai ada raja preman Jakarta yang bertekad akan membunuh atau paling tidak melukai Susno Duadji, karena dianggap membuka borok Mabes Polri dengan mengungkapkan kasus markus pajak tersebut.
Konfrensi pers diikuti sejumlah Ormas Islam seperti FPI, FUI, MER-C, Garis, TPM, API dan lain-lain. Sejumlah ulama dan pimpinan Ormas Islam hadir antara lain KH Muhammad Al Khaththath, Mursalin, Munarman, Mahendradatta, Ahmad Mihdan serta Husni Maderi dari keluarga besar Susno Duadji.
Sementara itu Sekjen FUI KH Muhammad Al Khaththath mengharapkan agar kekuatan personil polisi di Indonesia yang mencapai 360 ribu orang bersenjata, digunakan untuk tujuan kebaikan demi melindungi rakyat dari berbagai upaya tindak kejahatan.
“Sebanyak 360 ribu polisi bersenjata di seluruh Indonesia yang memiliki wewenang untuk membunuh orang, jangan sampai disalahgunakan untuk melakukan tindak kejahatan, seperti korupsi, markus, kolusi, membunuh dan sebagainya,” tegasnya.
Dengan kondisi Polri seperti ini, Al Khaththath mengharapkan agar segera dilaksanakan reformasi total bahkan revolusi, tidak hanya di tubuh Polri, Kementerian Keuangan, Birokrasi bahkan Istana yang diduga sebagai sarang korupsi.
Sementara itu Habib Husein Al Habsyi menyerukan demo di depan Mabes Polri jika Jum’at (26/3) besok Susno Duadji yang selalu menyerukan amar makruf nahi mungkar di internal Polri, ditahan setelah statusnya ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pencemaran nama baik.
“Kapolri BHD tidak mungkin berani menahan Susno Duadji tanpa izin dari bosnya. Mabes Polri perlu didemo sebab sudah berada di ketiak SBY,” ungkap Presiden Ikhwanul Muslimin Indonesia itu dengan tegas. (Lim)