View Full Version
Selasa, 27 Apr 2010

KH. Nuril Huda: Dakwah Harus Dengan Ruhul Jihad

 

Para ulama dan kiyai yang berada di pondok-pondok pesantren diharapkan dapat memberikan teladan bagi masyarakat dalam berdakwah. Sementara dalam tingkatan yang lebih besar lagi, diharapkan ada pembagian peran bagi ormas-ormas Islam, terutama antara NU dan Muhammadiyah.

Demikian dikatakan oleh mantan Ketua Lembaga Dakwah NU (LDNU) KH. Nuril Huda dalam acara Semiloka Pra Kongres Umat Islam Indonesia ke-5 di Gedung MUI, Jl. Proklamasi 51 Jakarta Pusat, Senin (26/4).

”Selama ini NU dikenal ngurusi pesantren. Sementara Muhammadiyah ngurusi kampus. Kalau di Muhammadiyah banyak doktor, di NU banyak dukun”, katanya dengan bercanda yang disambut gelak tawa hadirin.

Bagi Nuril, perbedaan antara NU dengan Muhammadiyah tak perlu dipermasalahkan. ”NU kalau membuka acara dengan fatihah, Muhamadiyah dengan basmalah. NU menutup acara dengan wallahulmuwafiq ila aqwamithariq, Muhammadiyah dengan Billahi taufik wal hidayah. Itu semua masalah furu'iyah, tak usah dipermasalahkan”, jelasnya.

Yang terpenting dari pernyataan Nuril adalah bahwa dalam berdakwah umat Islam harus mempunyai ruhul (semangat) jihad. “Ilmu kita belum apa-apa sebelum punya ruhul jihad”, ungkapnya.

Selain itu, lanjut Nuril, modal dakwah yang harus diperhatikan sungguh-sungguh adalah keikhlasan semata karena Allah. “ Kalau kita ikhlas, Allah akan menolong kita semua”, tutupnya.
(shodiq ramadhan)


latestnews

View Full Version