Utang pemerintah diperkirakan mencapai Rp1.878 triliun atau meningkat dibandingkan posisi awal tahun ini yang hanya di kisaran Rp1.600 triliun. Beban rakyat membayar utang makin berat.
"Diperkirakan ada tambahan utang menjadi Rp1.878 triliun dari Rp1600 triliun," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani di acara Musrembangnas di Hotel Bidakara, Jakarta , kemarin. Namun menurut Menkeu, meski bertambah, secara rasio utang RI semakin menurun.
Namun banyak pihak yang mencemaskan peningkatan utang yang luar biasa itu. Tahun demi tahun jumlah utang bukan bertambah turun tapi terus melambung. Ekonom senior Rizal Ramli, memperingatkan bahaya utang yang terus menggunung dan tidak dipergunakan secara efektif dan produktif sehingga jadi beban rakyat.
“Para teknokrat neoliberalisme selalu menimbun utang untuk membuat Indonesia tergantung kepada asing,” kata Rizal Ramli, mantan Menko Perekonomian dalam sebuah diskusi belum lama ini.
Untuk awal tahun ini saja utang pemerintah bertambah Rp27,58 triliun. Menurut data yang rilis Ditjen Pengelolaan Utang Depkeu (10/03/2010) rasio utang Indonesia sampai Januari mencapai 27% dengan PDB sebesar Rp 5.981,37 triliun, terdiri dari pinjaman US$65,36 miliar dan surat berharga US$107,44 miliar.
“Laporan menyebutkan, dalam 1 bulan pertama di 2010, jumlah utang pemerintah bertambah Rp 27,58 triliun, dari Rp1.590,66 triliun di akhir 2009 menjadi Rp1.618,24 triliun di akhir Januari 2010,” kata seorang pejabat kementerian keuangan pemerintah.. Dalam denominasi dolar AS jumlah utang pemerintah sampai akhir Januari 2010 mencapai US$172,8 miliar, naik dibandingkan posisi akhir 2009 yang besarnya US$169,22 miliar.
Utang tersebut terdiri dari pinjaman US$65,36 miliar dan surat berharga US$107,44 miliar. Dengan menggunakan PDB Indonesia yang sebesar Rp5.981,37 triliun, maka rasio utang Indonesia hingga Januari 2010 mencapai 27%.
Sementara rincian pinjaman yang diperoleh pemerintah pusat sampai Januari 2010 adalah, bilateral US$40,55 miliar, multilateral US$21,43 miliar, komersial US$3,31 miliar, serta supplier US$ 60 juta.
Secara jumlah, utang Indonesia memang meningkat dari tahun ke tahun. Berikut catatan utang pemerintah pusat sejak 2000 berikut rasio utangnya terhadap PDB. Di 2000, utang sebesar Rp1.234,28 triliun dengan rasio 89%, 2001 Rp1.273,18 triliun (77%), 2002 Rp1.225,15 triliun (67%), 2003 Rp1.232,04 triliun (61%), 2004 Rp1.299,50 triliun (57%), 2005 Rp1.313,29 triliun (47%), 2006 Rp1.302,16 triliun (39%), 2007 Rp 1.389,41 triliun (35%), 2008 Rp1.636,74 triliun (33%), 2009 Rp1.590,66 triliun (28%), dan di 2010 Rp1.618,24 triliun (27%).
Dengan demikian, utang luar negeri jadi beban rakyat yang sudah menderita. Karenanya restrukturisasi utang mutlak harus dilakukan dan strategi pembangunan ekonomi harus diubah sehingga tidak selalu bergantung pada utang luar negeri. (inilah/mj)