Kebohongan-kebohongan Israel mengenai kepemilikan senjata nuklir semakin terkuak, Hal ini diungkapkan oleh Sasha Polakow-Suransky Selasa (25/5).
Akademisi Amerika Serikat inilah yang menemukan dokumen perjanjian jual-beli senjata nuklir pada saat penelitian untuk sebuah buku.
Ini mematahkan sikap ambigu Israel yang selama ini tidak membenarkan ataupun menyangkal kepemilikan senjata nuklir. Dokumen itu menyebutkan pertemuan rahasia pejabat tinggi kedua negara yang diwakili Menteri Pertahanan Afsel P.W. Botha dengan Menteri Pertahanan Israel saat itu, Shimon Peres guna membahas pembelian kepala senjata nuklir. Peres yang menjawab dengan menawarkan "tiga jenis bom atom". Kedua negara juga menyepakati perjanjian militer ini sangat rahasia dan tidak boleh diungkap.
Dokumen itu juga menunjukkan bahwa pada pertemuan Maret 1975 para pejabat Israel secara resmi menawarkan kepada Afrika Selatan beberapa rudal nuklir yang dinamakan oleh Israel “Jericho”.
Terbongkarnya skandal nuklir ini membuat Israel dalam posisi terdesak ditengah gencarnya perundingan non proliferasi nuklir di wilayah Timur Tengah oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York Amerika Serikat. Negara Yahudi yang mau menang sendiri ini menolak keras program nuklir Iran yang dapat dianggap sebagai pesaingnya.
Mungkin dengan bantuan Negara Yahudi tersebut, kini Afrika selatan dapat membangun Program Senjata Nuklir sendiri. Afrika selatan juga banyak menyuplai uranium untuk pengembangan Senjata Nuklir di Israel. (the age/af)