Oleh: H.M Aru Syeif Assadullah (Pemimpin Redaksi Suara Islam)
Tatkala Komisaris Jendral (Pol) Susno Duadji semakin menjadi pusat perhatian seluruh rakyat Indonesia—karena ancamannya hendak membongkar kasus-kasus besar korupsi—diyakini jika Susno terus membongkar kasus-kasus besar, maka “kotak Pandora” pun akan terbuka, segala macam misteri kasus korupsi kakap akan terbongkar Imbasnya diduga pemerintah akan jatuh.
Memang Susno kemudian terus bernyanyi, namun skala korupsi yang ia “nyanyikan” tergolong bukan ukuran klas kakap, seperti kasus Gayus dan Sayahril Djohan yang segera membongkar Markus (Makelar Kasus) di Ditjen Pajak, Depkeu dan Kepolisian. Kotak Pandora pun bagai tak bisa disentuh lagi, apalagi dibuka. Susno pun dijebloskan ke penjara. Misteri yang dijanjikan Susno lenyap bagai ditelan angin puting beliung.
Misteri kembali menjadi misteri. Negeri ini kembali harus menekuni kesehariannya di dalam kegelapan dan misteri berbagai kasus dan skandal. Kita hanya bisa bisik-bisik berbagai skandal besar korupsi juga kasus-kasus “serem” yang silih berganti mengemuka, satu sama lain ada hubungan dan korelasinya. Begitulah rumors terus berkembang. Ironisnya satu kasus dan skandal belum tuntas diselesaikan dalam tataran hukum yang berlaku, sudah disusul atau ditutup oleh kasus dan skandal yang baru lagi. Dicurigai munculnya kasus-kasus baru yang sebenarnya hanyalah kasus “remeh-temeh” yang sengaja dibuat untuk menutupi skandal besar yang kian terbongkar itu.
Itulah makna Skandal Century yang telah menjadi misteri besar hari-hari ini. Ketika Skandal Century mulai terkuak sebagai kejahatan dan dibongkar oleh Pansus DPR, terjadilah adu kekuatan saling tarik-menarik dari dua kubu yang berlawanan. Kubu yang lain adalah yang mati-matian menolak Skandal Century dibongkar lebih lanjut. Pihak yang melawan dibongkarnnya Skandal Century, tampak nyata bahkan mati-matian membela Sri Mulyani Indrawati dan Boediono yang telah ditetapkan oleh Pansus DPR sebagai pejabat-pejabat yang bertanggungjawab dalam skandal dengan kerugian negara Rp 6,7 Trilyun itu. Publik melihat misteri di balik skandal ini mulai terkuak di depan publik. Pihak yang menolak bahkan melawan dibongkarnya Skandal Century mulai terlihat dalam perdebatan di Pansus DPR yang disiarkan oleh TV secara live alias siaran langsung itu. Mereka yang membela Bail-out Century adalah jajaran anggota Partai Demokrat. Dan yang paling mencolok tentu saja Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ternyata juga menjadi “pelindung” Skandal Century, ketika berpidato merespon rekomendasi Pansus Century sehari setelah diumumkan. Dua orang yang dianggap sebagai pejabat yang bertanggungjawab dalam Skandal Century yakni Sri Mulyani dan Boediono justru dipuji SBY sebagai pejabat yang paling berprestasi. Sementara jawaban resmi pemerintah atas rekomendasi Pansus DPR, tidak pernah dibuat oleh SBY.
Skandal Century yang mulai terkuak itu tenggelam kembali. Pemerintah bagai menolak rekomendasi Pansus Century DPR itu. KPK pun tampak “ogah-ogahan” melanjutkan pembongkaran Skandal Century. Begitu halnya Kejaksaan Agung, tidak sedikit pun menindaklanjuti rekomendasi Pansus itu, dengan alasan kasusnya tak bisa disentuh selagi ditangani KPK. Skandal Century benar-benar sudah dibekukan, tatkala SBY dan partai-partai koalisinya bersepakat membentuk Sekber (Sekretariat Bersama) Koalisi, dan mendudukkan Abu Rizal Bakrie sebagai ketua harian Sekber. Pernyataan yang berlawanan mulai terdengar dari para politisi partai koalisi. Semula berteriak nyaring agar Skandal Century dibongkar sampai seakar-akarnya, kini tiba-tiba tanpa malu-malu menyatakan kasus century diakhiri sampai di sini saja. Skandal Century pun jadi misteri kembali ?Tampaknya negeri ini bukan sekali dua kali saja harus menelan misteri demi misteri skandal kejahatan yang merugikan bahkan menghancurkan bangsa Indonesia.
Misteri Krisis Moneter dan Suksesi
Masih segar di ingatan bangsa Indonesia peristiwa satu dekade lalu, mengiringi ambruknya rezim Soeharto. Dipicu krisis moneter yang bermula di Thailand, Korea Selatan, Malaysia, tiba-tiba menggulung juga Indonesia. Muncul tanda Tanya besar, siapa dalang di balik skenario krisis moneter untuk melibas Indonesia? Dengan satu pukulan : jatuh rezim Soeharto yang sudah berkuasa lebih tigapuluh tahun itu, jatuh pula ekonomi negeri besar ini, dan kemudian dikendalikan kekuatan baru. Misteri menyelimuti suksesi yang keruh di negeri ini Tanda-tanya besar ini ternyata tidak bertahan lama.
Kesimpulan tak terbantahkan kini mulai muncul dari sederetan pakar ekonomi dunia bahwa malapetaka yang melumatkan Indonesia dalam krisis multidimensi 1998, hakikatnya memang suatu skenario yang sengaja dirancang Barat dan Kolonialis baru. Coba ingat-ingat, Potret Michael Camdesus, Managing Director IMF dengan berkacak-pinggang saat menyaksikan presiden Soeharto yang tengah menandatangani perjanjian (letter of intent) dengan IMF, menjadi symbol pemaksaan IMF pada pemerintah RI. Sejarah kemudian membuktikan dengan sederetan persyaratan yang dipaksakan IMF itu (Antara lain : Membekukan 16 bank, menaikkan harga BBM, dst) telah menjadi bom waktu yang kemudian menghancurkan negeri ini dalam krisis berkepanjangan. Camdesus sendiri kini, konon, mengakui dan lantang mengatakan,”Kami sengaja menciptakan kondisi itu, agar Soeharto jatuh!” Fakta di sekitar skenario IMF, Bank Dunia, dan diotaki sejumlah negara Adidaya, khususnya Amerika Serikat terhadap usahanya menghancurkan Indonesia kini bisa dibaca dalam berbagai jurnal ilmiah, bahkan sejumlah tesis, juga buku misalnya karya John Perkins berjudul : Confessions of an Economic Hit Man. Ada istilah : Silence take over, kolonialisme baru dengan memaksakan kapitalisme dan liberalisme, dengan kata lain Indonesia hakikatnya benar-benar dalam cengkeraman asing.
Jika skenario Krisis Moneter dan Suksesi itu terus dijadikan dasar-pijak berpikir untuk semua misteri yang terus menyelimuti Indonesia, sejatinya kunci jawaban semua misteri sudah tersedia dengan mudah. Tapi rupanya bangsa Indonesia cenderung menjadi bangsa pelupa. Jadilah sejumlah peristiwa tetap menjadi deretan misteri, setidak-tidaknya tanda-tanya besar. Contoh pertanyaan kecil orang awam mengapa sejumlah presiden RI, mulai Abdurahman Wahid, Megawati, hingga SBY, selalu mengangkat Purnomo Yusgiantoro menjadi menteri ? Jawabannya sungguh sangat mudah bukan ?
Begitu halnya di sekitar fenomena penerapan ekonomi Indonesia yang makin terang-terangan bercorak kapitalistis-liberalistis, sejatinya sejumlah tanda-tanya atau misteri yang mengiringi niscaya jawabannya sudah sangat gamblang. Mengapa dipilih Sri Mulyani yang diangkat sebagai Kepala Bappenas, kemudian Menteri Keuangan, Menteri Perekonomian, dan diangkat lagi sebagai Menteri Keuangan untuk kedua kalinya ? Padahal Sri Mulyani yang bekas fungsionaris IMF ini tidaklah terlalu mengesankan reputasinya, juga kredibilitasnya. Terbukti dia dianggap bertanggungjawab kasus Bail-out Bank Century yang merugikan negara Rp 6,7 T. Sri juga dianggap bertanggungjawab kasus pengemplangan pajak oleh Paulus Tumewu yang merugikan negara Rp 1,6 T. Jadi apa prestasinya, apa kelebihannya ? Toh serenceng komprador yang pro kepentingan Amerika, memuji-muji Sri Mulyani dan membelanya habis-habisan. Ketika Sri diberi mahkota oleh Barat sebagai menteri keuangan terbaik, misteri hubungan Sri dan Barat sudah terkuak selebar-lebarnya. Apalagi tatkala Bank Dunia lalu menyelamatkan Sri dengan mengangkatnya sebagai Managing Director Wold Bank.
Misteri Pompa Bensin Terkuak
Di balik rencana pemerintah hendak memaksakan aturan semua kendaraan tidak boleh lagi menggunakan premium, (rencananya dimulai Agustus 2010) telah membuka misteri berdirinya pompa-pompa BBM milik asing yang gencar terus dibangun di kota-kota besar. Sungguh aneh masyarakat menyaksikan sejumlah pompa BBM asing dua tahun terakhir ini terus dibangun di tempat-tempat strategis. Setelah berdiri pompa-pompa BBM itu seperti Shell, Petronas, ternyata lengang alias sepi pembeli. Anehnya walau pom-pom itu sepi pembeli, di berbagai tempat terus dibangun pompa BBM serupa.Mengapa pompa BBM asing sepi? Rupanya pemerintah melarang pompa BBM asing itu menjual premium, dan hanya diijinkan menjual BBM oktan tinggi seperti Pertamax. Jelas kini misterinya ! Ternyata penerapan aturan semua kendaraan bermotor, termasuk sepeda motor harus menggunakan Pertamakax tak lain hanyalah kongkalikong pemerintah dengan asing, notabene pemilik pompa BBM asing itu. Jika semua kendaraan dipaksa harus menggunakan Pertamax , dipastikan pompa BBM milik rakyat berlabel Pertamina niscaya akan ditinggalkan konsumen dan beralih ke pompa BBM asing yang diyakini, pasti pas tiap liter penjualannya. Misteri Pompa bensin ini menunjukkan kebijakan negara yang liberal hakikatnya hanyalah menjual bangsa dengan harga sangat murah. Ujungnya hanyalah membunuh pengusaha pompa bensin pribumi.
Misteri Modal Arab
Di tengah media massa yang terus menyoroti akhir jabatan Sri Mulyani, Harian Republika (21Mei 2010) mewawancarai Mantan Wapres Jusuf Kalla yang dulu diketahui acap berseberangan pandangan dengan Sri Mulyani.Wawancara memang menyangkut bekas menteri keuangan ini. Tanpa tedeng aling-aling JK menyebutkan Sri dalam kebijakannya menguntungkan asing, Amerika, sebaliknya mengganjal kemungkinan penyerapan modal dari negara-negara Timur Tengah (Arab). Misteri selama ini pun terbongkar.
Sungguh aneh Timur Tengah yang kaya raya itu dan memiliki modal luar biasa besarnya khususnya pasca peristiwa 11 September 2001 ambruknya Menara Kembar di AS, di mana modal mereka hengkang dari AS, kenapa Indonesia tidak kecipratan dan kelimpahan perpindahan modal arab itu ? Berbagai negara Islam, seperti Malaysia kebanjiran investor Arab yang memang ingin berinvestasi, agar dana mereka tidak menganggur ? Satu pertanyaan yang misterius terkuak sudah.: Sri Mulyani telah mengganjalnya. Secara tidak langsung JK menyebut kemungkinan Sri berbuat untuk menguntungkan asing : yakni Ameriaka Serikat. JK juga membongkar rahasia Sri Mulyani dan Boediono yang ngotot memberlakukan Blanked Guarantee, yang niscaya menguntungkan asing, tapi akibatnya bisa fatal bagi ekonomi Indonesia. JK bahkan menyebut bisa terjadi krisis seperti 1998. Indonesia hancur lebur. Syukur saya menolaknya, kata JK. Begitu halnya soal kebijakan pembangunan energi PLN yang baru 10 Mega Watt. Sri Mulyani menolak memberi jaminan proyek itu kata JK. Jika saya turuti Menkeu, pasti Indonesia saat ini sudah gelap gulita, kata JK membongkar rahasia Sri Mulyani.
Agenda apa di balik semua sikap dan kebijakan Sri Mulyani? Semua rangkaian laporan di atas niscaya menjelaskan semua pertanyaan dan misteri itu. Wallahua’lambissawab!