Pergolakan masih terus berlangsung di wilayah Kaukasus, Rusia . Mengutip Reuters, Antara melaporkan empat polisi dan sepuluh pria bersenjata tewas, Rabu, (16/6/2010) dalam bentrokan di wilayah Dagestan di Kaukasus Utara, Rusia. Kaukasus merupakan wilayah Muslim sedang berjuang untuk melepaskan diri dari federasi Rusia.
Para pemuda yang marah karena kemiskinan dan diperpanas oleh ideologi global jihad telah melakukan serangan hampir setiap hari di Kaukasus Utara yang sebagian besar penduduknya Muslim. Kebanyakan dari mereka itu tinggal di Dagestan, Ingushetia dan Chechnya adalah tempat perang dengan Moskow yang telah berlangsung sejak pertengahan 1990-an. Banyak dari penduduk Kaukasus Utara yang menginginkan negara Kaukasus Raya yang terpisah dari Rusia, di mana mereka dapat menerapkan hukum syariah mereka sendiri.
Dua pemboman bunuh diri di metro Moskow Maret lalu yang menewaskan 40 orang telah memalingkan sorotan dunia ke wilayah itu. Pihak berwenang telah menyalahkan serangan tersebut pada dua wanita dari Dagestan. Serangan tersebut membuat jumlah mereka yang tewas sedikitnya menjadi 30 orang dalam bulan Juni di Kaukasus Utara. Pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov mengatakan, seorang gerilyawan ditemukan tewas setelah pertempuran di gunung berhutan di bagian selatan provinsi itu.
Rusia berupaya mengalirkan uang miliaran dolar ke Kaukasus Utara, untuk menanggulangi kemiskinan dan pengangguran di beberapa wilayah yang mencapai 50 persen. Namun ternyata pemerintah dan pemimpin agama setempat menyatakan banyak pemuda yang masih bersimpati kepada perjuangan Islam.
Di antara tujuh republik Kaukasus Utara Dagestan adalah yang terbesar kedua wilayahnya (50.300 kilometer persegi penduduknya (2 700 000). Di timur itu berbatasan dengan garis pantai 530 km laut di utaranya dibatasi dengan Kalmykia dan Stavropol Krai Dan dalam. selatan tetangga adalah Azerbaijan. Sedangkan di sebelah barat berbatasan dengan Georgia dan Chechnya. Dagestan Ibukota adalah Makhachkala yang sebelumnya disebut Petrovsk-Port dan pada tahun 1922 namanya diubah menjadi Makhachkala untuk menghormati Bolshevik Makhach Dakhadaev.
Pemeo mengatakan, jika Anda berhasil menguasai Dagestan, berarti Anda telah menguasai kaukasus. Mayoritas penduduk Dagestan adalah Muslim. Berbeda dengan Muslim di Asia Tengah, kaum Muslim di Kaukasus, terutama di Dagestan dan Chechnya, mempunyai tingkat militansi dan ghirah ke-Islaman yang lebih tinggi. Dagestan adalah wilayah Muslim paling Militan di Rusia. Dagestanis berbeda dari orang-orang Muslim dengan tetangga mereka berusaha khusus terhadap nasib Islam dan budaya. Disinilah Islam pertama kali muncul di Rusia dan kemudian mulai menyebar di negara tetangga masyarakat. Imam Shamil tercatat melakukan perlawanan terhadap kekaisaran Rusia selama beberapa dekade.
Dalam perkembangannya pengaruh aliran Salafi dari Timur tengah mulai masuk khususnya pada tahun 1990-an. Kini ribuan Muslim militant telah terbentuk untuk memperjuangkan Islam melawan ketidakadilan. Istilah Wahabisme kemudian mulai berkembang, dengan pemimpin yang terkenal disebut Emirat Kaukasus Doku Umarov. Bersama dengan umat Islam lainnya di kaukasus bertekad memperjuangkan tegaknya syariah Islam, jihad dan ideologi Negara Islam.
Dalam tahun-tahun terakhir, militansi Islam tidak kendor dan bahkan berubah menjadi semacam revousi perjuangan kemerdekaan yang mengubah Dagestan bersama-sama dengan Chechnya dan Ingushetia menjadi terkoneksi dalam hotspot yang menghubungkan komunitas-komunitas Muslim Kaukasus. (msa/ant/berbagai sumber)