Kalau selama ini banyak yang beranggapan Muhammadiyah merupakan gudangnya para intelektual Islam di Indonesia, sesungguhnya anggapan itu tidaklah salah tetapi tidak seluruhnya benar. Sebab ternyata sebagai gerakan dakwah amar makruf nahi mungkar, Muhammadiyah memiliki Majelis Pertanian Muhammadiyah (MPM) Pimpinan Musat Muhammadiyah yang khusus membidangi sektor pertanian ternmasuk peternakan dan nelayan di Indonesia.
Kepada Suara Islam, Senin (5/7), Prof Dr Ir Ali Agus DAA DEA, Konsultan Ahli Peternakan MPM PP Muhammadiyah mengakui, tantangan kedepan yang akan dihadapi petani dan nelayan di Indonesia cukup berat karena adanya globalisasi sektor pertanian dan perikanan.
“Tantangan tersebut bersifat global dan regional, berupa liberalisasi ekonomi dan sanitary. Selain itu tantangan nasional meliputi pertumbuhan penduduk yang meningkat, adanya konversi lahan pertanian. Juga adanya tantangan politik dan ekonomi dengan munculnya otonomi daerah”, ungkap Guru Besar Fakultas Peternakan UGM Yogyakarta tersebut.
Menurut Ali Agus, wujud petani yang terpadu adalah yang mampu mengoptimalkan penggunaan lahan dan memiliki strategi dalam upaya melakukan pemberdayaan kemiskinan. Wujudnya adalah melakukan peningkatan variasi sumber-sumber pendapatan, menurunkan biaya produksi serta optimalisasi penggunaan lahan secara bijaksana. (Abdul Halim)