Ma’asyiral muslimin rahimakumullah.
Sebagaimana kita ketahui beberapa waktu lalu terjadi terror opini besar-besaran. Terror opini yang begitu massif dan ofensif dilakukan oleh media massa untuk membubarkan ormas-ormas Islam wa bil khusus Front Pembela Islam (FPI). Teror opini dan politik yang diserukan oleh berbagai pihak untuk pembubaran FPI itu dipicu oleh laporan seorang anggota DPR-RI yaitu Ribka Ciptaning Proletariyati. Ribka yang menulis buku “Aku bangga jadi anak PKI” dan “Anak PKI masuk Parlemen” ini melaporkan FPI ke Mabes Polri bahwa FPI telah melakukan tindakan kekerasan dengan membubarkan acaranya sebagai anggota DPR berupa sosialisasi UU Kesehatan kepada masyarakat di Banyuwangi. Lalu media massa mem-blow up secara besar-besaran dan membuka file-file lama tentang kekerasan yang dituduhkan kepada FPI. Lalu dimunculkan terus-menerus tuntutan-tuntutan untuk pembubaran FPI oleh kelompok liberal yang disponsori oleh Ulil Absor Abdalla. Ulil yang baru aktif di Partai Democrat ini kelihatannya ingin membuat kredit poin kepada partainya dengan mengkampanyekan pembubaran FPI. Bahkan dalam pernyataannya dalam kaukus Pancasila di Parlemen Ulil mengatakan lupakan kasus korupsi Century, bubarkan FPI!
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah.
Cara-cara seperti ini sudah lazim dilakukan oleh PKI dan kader-kader PKI, maupun orang-orang yang bersekongkol dan bersebangun dengan PKI, yaitu cara-cara fitnah yang keji
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah.
Untuk itu di dalam sidang Jum’at ini khotib berpesan kepada diri khotib sendiri juga kepada kaum muslimin sekalian agar senantiasa beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT dan berusaha menilai keadaan sesuai petunjuk Allah SWT. Patut kita sadari bahwa orang-orang kafir, musuh-musuh Allah, musuh-musuh Rasulullah, dan musuh-musuh Islam dan kaum muslimin akan selalu berupaya memerangi Islam. Dan bentuk konkrit dari memerangi Islam adalah memerangi kaum muslimin dan para pejuangnya.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah.
Apa yang di lakukan di sini oleh PKI, oleh neolib, oleh Sepilis, oleh gerakan-gerakan liberal dan gerakan-gerakan yang bersekongkol terhadap Front Pembela Islam adalah biasa dilakukan di luar negeri. Mereka mengatakan bahwa yang masalah bagi mereka adalah Islam itu sendiri. Seorang senator AS yang sedang berkunjung ke Libanon beberapa tahun lalu ditanya tentang masalah Palestina, maka dia menjawab bahwa yang bermasalah bukanlah orang Palestina, tapi Islam itu sendiri. Seorang agen Mossad, agen intelijen Israel, yang tadinya muslim lalu murtad mengatakan: Sebenarnya umat muslim itu baik, tapi yang tidak baik adalah Tuhannya ! Juga Senator Swiss yang menolak pembangunan menara di Swiss: Kami tidak ada masalah dengan orang muslim, kami bermasalah dengan ajaran Islam, khususnya hokum Islam! Inilah yang mereka katakan. Sebab di sana kaum muslim minoritas.
Adapun di negeri yang mayoritas muslim ini, mereka berusaha memisahkan para pejuang Islam dari umat. Lalu mereka buat cap-cap buruk untuk para pejuang. Ada cap ekstrimis, cap fundamentalis, cap radikalis, dan cap teroris, cap preman berjubah dan cap-cap buruk lainnya! Padahal orang-orang yang dibunuh karakternya itu adalah para pejuang Islam yang bekerja ikhlas lillahi ta’ala, bekerja siang dan malam agar dinullah, syariat Allah, tegak di bumi pertiwi ini!
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah.
Apa yang sesungguhnya terjadi di Banyuwangi? Berdasarkan press release yang kami terima maupun vcd tentang acara tersebut, yang sungguh terjadi di Banyuwangi adalah acara temu kangen antara orang-orang PKI dengan anak mereka yang jadi anggota DPR di Jakarta. Mereka menyebut Ribka sebagai anak yang sedang pulang. Temu kangen PKI tua muda itu adalah untuk membangkitkan kembali dendam dan kejayaan masa lalu. Di dalam rekaman video tersebut Ribka yang disebut sebagai Srikandi dibuatkan tembang macapat, puisi dalam bahasa jawa yang berisi puji-pujian buatnya. Apa hubungan puji-pujian dengan macapat buat Ribka dengan sosialisasi kesehatan? Tentu tidak ada hubungannya. Sebab, memang pertemuan itu sejatinya adalah temu kangen orang-orang PKI tua muda dengan kader PKI yang masuk parlemen, Ribka!
Dan karena masyarakat Banyuwangi punya trauma masa lalu akibat kekejaman PKI, khususnya Tragedi Cemethuk, dimana ratusan kader GP Ansor yang hendak mengikuti Tabligh Akbar diracun oleh orang-orang PKI hingga 62 mati syahid, inilah kiranya yang membuat mereka sangat sensitive terhadap acara temu kangen Ribka anak PKI yang sedang pulang!
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah.
Kejadian tersebut dipelintir oleh berbagai media bahwa itu kegiatan Negara lalu dibubarkan oleh FPI. Lalu dikabarkan bahwa FPI telah berbuat anarkis, bahwa FPI tidak sesuai dengan Islam. Dengan terror opini yang bertub-tubi ini, para konspirator seolah melihat bahwa kehancuran FPI, kehancuran ormas-ormas Islam, dan kehancuran pejuang-pejuangnya sudah di depan mata. Tetapi mereka semuanya kecele!
FPI yang dituduh melakukan tindakan anarkis itu tidak ada. Sebab kepengurusan FPI Banyuwangi sudah dibekukan oleh DPP-FPI sejak dua bulan sebelum terjadinya peristiwa. Dan press-release yang dikeluarkan oleh Gabungan Elemen Masyarakat Waspada bahaya Laten Komunis (Gemas wa Balak) Banyuwangi yang menangani kasus temu kangen orang-orang PKI tidak menyebut-nyebut organisasi FPI, yang ada justru Pemuda Ansor (underbouw NU) dan LSM-LSM anti komunis.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah.
Sebenarnya fitnah keji seperti ini mengulang peristiwa yang terjadi pada tahun 2006. Waktu itu umat Islam berhasil menggerakkan Aksi Sejuta Umat menuntut disahkannya RUU-APP (Rancangan Undang-undang Anti Pornografi dan Pornoaksi) pada hari Ahad. Namun ada konspirasi hendak memotong opini umat dengan berita fitnah bahwa Gus Dur diusir oleh anggota FPI dari suatu pertemuan di Purwakarta. Padahal Gus Dur sendiri berkata saya tidak di usir kok melainkan saya pulang sendiri. Tapi berita itu begitu cepat berubah sedemikian rupa menjadi gerakan massal untuk membubarkan FPI, MMI. dan HTI. Alhamdulillah dengan izin Allah kesatuan umat waktu itu bisa menggagalkan fitnah tersebut dan insyaallah umat Islam hari ini berhasil membatalkan fitnah keji pembubaran FPI ini. Sebab kita yakin, selama kita ikhlas berjuang untuk agama Allah, pasti Dia akan melindungi gerakan umat ini. Kita yakin firman Allah:
Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu. dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya. (QS. Ali Imran 54).
Maasyiral muslimin rahimakumullah.
Selanjutnya, melalui mimbar khutbah ini kami menyampaikan kepada aparat keamanan untuk segera menangkap orang-orang yang terlibat di dalam konspirasi di dalam memojokkan FPI dan ormas-ormas Islam dalam kasus Banyuwangi ini. Juga kami meminta kepada pemerintah, khususnya aparat keamanan, agar mencegah dan melarang serta mengambil tindakan hokum kepada para pelanggar pasal 107a Undang-undang nomor 27 tahun 1999 yang berbunyi : “Barangsiapa yang secara melawan hokum di muka umum dengan lisan, tulisan, dan atau melalui media apapun, menyebarkan atau mengembangkan ajaran Komunisme/Marxism-Leninisme dalam segala bentuk dan perwujudan dipidana dengan pidana penjara paling lama 12 (dua belas) tahun. Kita minta aparat bertindak cepat. Jangan menunggu umat Islam bergerak, lalu ditangkap dan dituduh berbuat anarkis!
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Mudah-mudahan dengan kasus Banyuwangi ini, para ulama, habaib, pimpinan ormas Islam, dan seluruh aktivis Islam beserta jamaah dan umatnya bersatu merapatkan barisan dengan berpegang teguh kepada syariat Allah dan meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT serta terus menerus meningkatkan kewaspadaan terhadap bahaya-bahaya yang ditimbulkan oleh musuh-musuh Allah, musuh Rasulullah, dan musuh kaum muslimin. Marilah kita renungkan firman Allah SWT:
Hai orang-orang yang beriman, bersiap siagalah kamu, dan majulah (ke medan pertempuran) berkelompok-kelompok, atau majulah bersama-sama! (QS. An Nisa 71).
Baarakallahu lii walakum